8 Fakta Menarik Tentang Kekaisaran Bizantium, Nomor 7 Sudah Dikabarkan Melalui Hadits

8 Fakta Menarik Tentang Kekaisaran Bizantium, Nomor 7 Sudah Dikabarkan Melalui Hadits

Suasana di Kekaisaran Bizantium yamg merupakan sebuah kekaisaran yang melanjutkan kedaulatan Kekaisaran Romawi, pada masanya.--dok : sumsek.co

SUMEKS.CO - Kekaisaran Romawi Timur atau yang lebih dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium, merupakan sebuah kekaisaran yang melanjutkan kedaulatan Kekaisaran Romawi.

Dahulu penduduk dan tetangga-tetangga Kekaisaran Bizantium menjuluki negeri ini Kekaisaran Romawi atau Romania. Berpusat di Konstantinopel, yaitu di Selat Bosporus yang memisahkan Eropa dan Asia. 

Penguasanya merupakan kaisar-kaisar pengganti kaisar Romawi kuno setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat yang ibukotanya terletak di Milan, Italia. 

Nah, berikut 8 fakta menarik yang jarang diketahui dari kekaisaran Bizantium yang pernah berdiri selama 1.100 tahun ini :

BACA JUGA:Siapa Mush'ab Bin Umair? Tuan Muda yang Mejadi Delegasi Islam Pertama di Madinah

1. Penyebutan kekaisaran Bizantium baru populer justru setelah keruntuhannya

Istilah “Kekaisaran Bizantium” mulai populer digunakan pada abad 18 Masehi sampai abad 19 Masehi, namun istilah ini justru asing bagi penduduk Kekaisaran tersebut. 

Bizantium merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi, yang baru saja memindahkan pusat kekuasaannya dari Milan pindah ke ibukota baru di Konstantinopel.

Meskipun sebagian besar penduduknya berbahasa Yunani dan beragama Kristen, orang-orang Bizantium menyebut diri mereka orang Romawi, dan mereka masih menganut hukum Romawi serta menyukai budaya dan permainan Romawi. 

BACA JUGA:Mengenal Makkah Al-Mukarromah, Pusat Peradaban Islam dan Kiblat Umat Muslim

Bizantium kemudian mengembangkan identitas khas yang dipengaruhi Yunani seiring berjalannya waktu, namun demikian Bizantium tetap mempertahankan akar Romawinya hingga kejatuhannya. 

2. Kaisar Bizantium yang paling berpengaruh berasal dari keluarga sederhana

Kebangkitan Bizantium terjadi bersamaan dengan masa pemerintahan Yustinianus I yang tidak terduga.

Yustinianus I lahir sekitar tahun 482 Masehi di Balkan, ia menghabiskan masa mudanya sebagai anak petani sebelum dibawa ke bawah naungan pamannya Yustinus I, seorang mantan penggembala babi dan tentara yang kemudian menjadi Kaisar Bizantium. 

BACA JUGA:1 Jumadil Akhir Jatuh Pada 14 Desember 2023, Ada 6 Peristiwa Bersejarah Umat Islam Didalamnya, Apa Saja?

Yustinianus I akhirnya menggantikan Yustinus I pada tahun 527 Masehi.

Selama hampir 40 tahun bertakhta, ia merebut kembali sebagian besar wilayah Romawi yang hilang dan meluncurkan proyek konstruksi ambisius termasuk membangun kembali Hagia Sophia di Konstantinopel.

Sedangkan pencapaian puncaknya untuk dunia adalah Yustinianus I bertanggung jawab menyusun hukum Romawi ke dalam Corpus Juris Civilis, sebuah ringkasan yurisprudensi yang menjadi landasan banyak sistem hukum modern.

3. Konstantinopel dibangun khusus untuk menjadi ibukota dunia

BACA JUGA:Flashback ke Zaman Rasulullah, Ini Karakter Pemuda Islam yang Hebat dan Keren

Kekaisaran Bizantium dimulai pada tahun 324 Masehi, ketika Kaisar Konstantinus meninggalkan kota Roma, atau Romawi Barat yang membusuk dan memindahkan istananya ke Bizantium, atau Romawi Timur.

Bizantium sendiri merupakan sebuah kota pelabuhan kuno yang lokasinya sangat strategis di selat Bosporus yang memisahkan Eropa dan Asia. 

Faktanya hanya dalam kurun waktu enam tahun saja, Kaisar Konstantinus mengubah koloni Yunani yang sepi menjadi kota metropolitan lengkap dengan forum, gedung-gedung publik, universitas, dan tembok pertahanan. 

Kaisar Konstantinus bahkan membawa monumen dan patung Romawi kuno untuk memperkuat statusnya sebagai ibu kota dunia. 

BACA JUGA:Islam Juga Mengajarkan Cara Mendidik Anak Usia Dini Lewat Story Telling, Ini Penjelasannya!

Kaisar Konstantinus mendedikasikan kota ini pada tahun 330 Masehi sebagai “Nova Roma,” atau “Roma Baru,” namun kemudian kota ini dikenal sebagai “Konstantinopel” sesuai nama penciptanya.

4. Penguasa Bizantium membutakan dan memutilasi lawan politiknya

Penduduk Bizantium mempercayai keyakinan lama, yaitu orang-orang yang cacat secara tradisional dilarang mengikuti pemerintahan kekaisaran.

Oleh sebab itu politisi Bizantium sering kali menghindari pembunuhan terhadap saingan politiknya, namun melakukan tindakan mutilasi fisik yang mengerikan. 

BACA JUGA:Hati-Hati Tasyabbuh, Bolehkah Umat Islam Ikut Merayakan Tahun Baru Masehi?

Banyak calon pangeran bahkan kaisar yang digulingkan dengan cara dibutakan atau dikebiri untuk mencegah mereka memimpin pasukan atau menjadi ayah dari anak-anak, sementara yang lain dipotong lidah, hidung, atau bibir mereka. 

Tindakan mutilasi dianggap dapat mencegah para korban untuk menjadi kandidat kaisar, namun faktanya hal ini tidak selalu berjalan sesuai rencana. 

Misalnya Kaisar Justinian II, terkenal dengan hidungnya yang dipotong ketika ia digulingkan pada tahun 695 Masehi.

Namun demikian, dia kembali dari pengasingan 10 tahun kemudian dan merebut kembali takhta. Justinian II memerintah kembali dengan memakai hidung palsu terbuat dari emas, memerintah hingga 40 tahun.

BACA JUGA:Ulama Ingin Segera Akhiri Tahun 2023, Tak Sabar Nantikan Peristiwa Besar untuk Umat Islam di 2024, Ada Apa?

5. Kerusuhan para hooligan balap kereta hampir membuat kekaisaran runtuh

Sama seperti waralaba olahraga modern seperti sepak bola yang memiliki penggemar berat, olahraga balap kereta Bizantium memiliki tim Biru dan Hijau yang sama-sama memiliki pendukung yang fanatik.

Suporter perang balap kereta ini sering kali melakukan kekerasan pada saat pertandingan dimulai.

Para hooligan kuno ini awalnya adalah musuh bebuyutan, namun pada tahun 532 Masehi, ketidakpuasan terhadap perpajakan dan percobaan eksekusi terhadap kedua pemimpin suporter ini, membuat mereka bersatu dalam pemberontakan berdarah yang dikenal sebagai Kerusuhan Nika. 

BACA JUGA: Asiyah Binti Muzahim Istri Fir’aun yang Dijamin Surga, Simak Apa yang Dilakukannya!

Selama beberapa hari, kubu Biru dan Hijau mengamuk melalui pembakaran gedung-gedung di Konstantinopel dan bahkan mencoba untuk menobatkan penguasa baru.

Kaisar Justinianus I hampir melarikan diri dari ibu kota tetapi dibujuk oleh istrinya, Theodora, yang meyakinkannya bahwa memperjuangkan mahkotanya adalah hal yang lebih mulia. Padahal Theodora hanya enggan hidup miskin.

Didukung oleh kata-katanya, Justinianus I memerintahkan para pengawalnya untuk memblokir pintu keluar menuju Hippodrome kota itu.

Kelompok perusuh kemudian disergap dengan sejumlah pasukan tentara bayaran. Hasilnya adalah pembantaian besar-besaran. 

BACA JUGA:Hari Ini! Peringatan 28 Tahun Kesyahidan Komandan Insinyur Pertama Brigade Al-Qassam, Yahya Ayyash

Pada saat pertempuran berakhir, kerusuhan berhasil dipadamkan dengan perkiraan 30.000 orang yang tewas.

Jumlah korban tersebut setara dengan 10 persen dari seluruh penduduk Konstantinopel.

6. Militernya Bizantium menggunakan napalm versi kuno

Keberhasilan militer Bizantium sebagian besar disebabkan oleh api Yunani, yaitu berupa cairan pembakar misterius yang digunakan untuk membakar pasukan dan kapal musuh. 

BACA JUGA:5 Golongan Manusia yang Apabila Berdoa Lagsung Allah Kabulkan, Doanya Makbul Tiada Penghalang

Namun mengenai cara pembuatan cairan ini telah hilang dari sejarah, tapi barangkali mengandung segala sesuatu mulai dari minyak bumi dan resin pinus hingga belerang dan gas.

Namun demikian, catatan sejarah menggambarkannya sebagai zat kental dan lengket seperti gel yang dapat disemprotkan dari sifon atau dilemparkan ke dalam pot tanah liat seperti granat. 

Hebatnya, sekali tersulut, tidak bisa dipadamkan dengan air bahkan bisa terbakar di permukaan laut. 

Api Yunani ini menjadi momok paling terkenal untuk ekspansi Arab dan Rusia selama pengepungan Konstantinopel pada abad ketujuh, kedelapan, dan kesepuluh.

BACA JUGA:Pemimpin Pemuda Surga, Keistimewaan Cucu Nabi SAW dan Kisah Menyedihkan dari Kecemburuan Husain Kepada Hasan

7. Penemuan meriam menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Bizantium

Tembok kota Konstantinopel yang menjulang tinggi secara konsisten dapat menghentikan penyerangan bangsa Goth, Persia, Rusia dan Arab selama berabad-abad, tapi mereka terbukti tidak mampu melawan perubahan teknologi militer. 

Pada musim semi tahun 1453 Masehi, setelah menaklukkan sebagian besar perbatasan Bizantium, Kesultanan Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II mengepung ibu kota dengan koleksi meriam yang dirancang khusus oleh seorang insinyur Hongaria. 

Di tengah gudang senjata terdapat meriam setinggi 27 kaki yang luar biasa berat sehingga diperlukan tenaga yang terdiri dari 60 ekor lembu untuk mengangkutnya.

BACA JUGA:Sungguh Beruntung, 7 Golongan Ini Sudah Dijanjikan Masuk Surga oleh Rasulullah SAW, Siapa Dia?

Setelah membombardir pertahanan Konstantinopel selama beberapa minggu, Ottoman meledakkan tembok Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 Masehi.

Jebolnya tembok memungkinkan sejumlah tentara Islam masuk ke kota dan menyerang penduduknya. 

Di antara banyak orang yang terbunuh adalah kaisar Bizantium terakhir, Konstantinus XI.

Dengan jatuhnya ibu kotanya yang dulunya pernah menjadi ibukota dunia, Kekaisaran Bizantium pun runtuh setelah lebih dari 1.100 tahun berdiri.

BACA JUGA: Dihyah Al-Kalbi, Sahabat Nabi yang Wajahnya Ditiru Oleh Malaikat Jibril Karena Ketampanannya

8. Bangsa Bizantium melestarikan banyak tulisan Yunani Kuno.

Tulisan para pemikir Yunani kuno seperti Plato, Ptolemy dan Galen mungkin saja hilang dari muka bumi andai saja kekaisaran Bizantium tidak melestarikannya. 


Peta wilayah kekuasaan --dok : sumsek.co

Meskipun sering kali menentang apa yang disebut sebagai gagasan “pagan”, namun para penulis Bizantium dengan bijaksana menyalin naskah-naskah kuno yang sudah rusak.

BACA JUGA: Asiyah Binti Muzahim Istri Fir’aun yang Dijamin Surga, Simak Apa yang Dilakukannya!

Perpustakaan-perpustakaan di Konstantinopel menjaga teks-teks Yunani dan Romawi yang perlahan-lahan menghilang di Barat. 

Diperkirakan bahwa dari semua manuskrip Yunani kuno yang bertahan hingga zaman modern ini, lebih dari dua pertiganya diturunkan oleh Bizantium.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: