Berawal Saling Ejek Via Medsos, Remaja di Palembang Terlibat Duel Jadi Korban Bacok

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Seorang remaja di Kota PALEMBANG menjadi korban bacok usai sebelumnya terlibat duel. Dimana peristiwa tersebut dialaminya bermula saling ejek di media sosial, Senin 25 Agustus 2025.

Akibat itu, korban yakni, M Arifin (18) warga Jalan Perindustrian II Kelurahan Sukadamai Kecamatan, Sukarami Palembang harus alami luka robek bagian wajah serta bahu belakangnya diduga ikut serta dalam tawuran antar remaja. 

Tak terima anaknya telah menjadi korban pembacokan, Afriadi (45) melaporkan peristiwa tersebut ke SPKT Polrestabes Palembang, Senin.

Di hadapan petugas, ia menuturkan peristiwa yang dialami anaknya terjadi pada Kamis 21 Agustus 2025, sekitar pukul 22.50 WIB, di Jalan Sukarela Kecamatan Sukarami, Palembang. 

BACA JUGA:Ditantang Tawuran Via Sosmed, Pelajar di Palembang Luka 11 Jahitan di Rahang Usai Disambit Pakai Gaer Motor

BACA JUGA:Kasus Tawuran Berujung Maut Memasuki Babak Baru, Kejari Palembang Pastikan Proses Hukum Tetap Berjalan

Dari keterangan korban, Afriadi mengatakan di hatadapan petugas, peristiwa ini berawal, saat anaknya dan terlapor (Lidik-red) saling ejek di medsos (media sosial) dan kemudian berjanjilah bertemu di TKP (tempat kejadian perkara). 

Sesampai di TKP, lanjutnya, korban dan terlapor bertemu terjadi lah perkelahian mengunakan senjata tajam jenis celurit dan pisau. 

"Saat itu ternyata terlapor ini bersama-sama rekannya. Anak saya tidak bisa melakukan perlawanan," ungkapnya. 

Akibat peristiwa ini korban mengalami luka robek pada bagian pipi kiri sebanyak 14 jahitan dan luka robek pada punggung sebelah kanan sebanyak 19 jahitan.

BACA JUGA:Polsek SU I Palembang Bubarkan Tawuran Antar Kelompok Pelajar, Datangi Rumah Bawa Sajam Diproses

BACA JUGA:Belasan Remaja Hendak Tawuran di Jalan Lintas Timur OKI Diamankan, Diserahkan ke Keluarga

"Saya berharap atas laporan ini pelaku bisa ditangkap pak, " harapnya. 

Sementara, Panit SPKT Polrestabes Palembang, Ipda Kosasih membenarkan adanya laporan orang tua korban yang melaporkan kasus UU Perlindungan anak.

Sumber: