TERUNGKAP! Penggunaan Pewarna Karmin untuk Produk Pangan Telah Digunakan Sejak Abad ke-15
Salah satu produk minuman yang menggunakan pewarna karmin.--
BACA JUGA:Pewarna Karmin Pada Yogurt dan Yakult Jadi Perdebatan, Ternyata Begini Proses Pembuatannya?
"Dan dinilai mendekati Al Jarot, atau bangkai hewan yang dihalalkan, karena itulah kemudian MUI mengambil istimbat hukum bahwa hewan Karmin atau Cochineal bisa digunakan untuk kepentingan pewarna makanan," tegasnya.
Karena, lanjutnya hewan Karmin dan Cochineal pada hakikatnya aman digunakan, halal serta tidak membahayakan.
Selain itu, masih kata Asrorun dalam konteks ini juga ada tambahan argumen bahwa hewan Karmin atau Cochineal ini hidup di kaktus dan mengonsumsi tanaman.
"Dan hewan Karmin atau Cochineal termasuk dalam kategori hewan yang tidak mengeluarkan darah," terangnya.
BACA JUGA:Kontroversi Penggunaan Pewarna Karmin pada Makanan dan Minuman, Ini Pendapat Buya Yahya
Lebih lanjut diterangkan Asrorun, dalam konteks ini juga harus difahami bahwa pewarna Karmin atau Cochineal atau dikenal dengan kode carmin E120 halal digunakan.
Dari informasi yang dihimpun juga, diketahui saat ini, berbagai produk yang berwarna merah, kemerahan, dan pink ada beberapa yang menuliskan Karmin sebagai bahan pewarna. Kode karmin tersebut bervariasi mulai dari CL.75470 dan E120.
Saat ini karmin banyak digunakan di industri pewarna, mulai dari pewarna pakaian alami, kosmetik, dan yang terbesar adalah industri makanan dan minuman.
Karmin yang terdapat di industri diberikan kode E-120 yang tertera di babian belakang kemasan.
Tak heran produk karmin banyak ditemukan di makanan dan minuman seperti yoghurt, es krim, susu, jeli, permen, soda, dan sebagainya yang memiliki warna merah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: