Mengenang Peristiwa Pertempuran Qadisiyah, Ketika Negara Adidaya Tertunduk Dihadapan Para Mujahid

Mengenang Peristiwa Pertempuran Qadisiyah, Ketika Negara Adidaya Tertunduk Dihadapan Para Mujahid

Ilustrasi pertempuran Qidisiyah antara kaum muslimin dengan Persia, negara adidaya saat itu.--dok : sumsek.co

SUMEKS.CO - Peristiwa Qadisiyah, peperangan para mujahid muslim melawan tentara dari negara adidaya. Disebut sejarawan sebagai salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah manusia.

Pertempuran Qadisiyah adalah pertempuran antara kaum muslimin pada era kepemimpinan Umar bin Khattab dengan satuan militer Persia.

Pada saat itu, Persia merupakan salah satu negara adidaya yang pada akhirnya tertunduk dihadapan para mujahid.

Pertempuran Qadisiyah yang berlokasi di Irak ini ialah pertempuran untuk menggulingkan kekuasaan Persia yang telah menistakan dakwah.

BACA JUGA:Sejarah Besar Umat Islam yang Terjadi di Bulan Rajab, Penaklukkan Kota Damaskus Hingga Peristiwa Menegangkan

Meletusnya pertempuran Qadisiyah menjadi peristiwa besar yang akan mengakhiri pemerintahan Sasanid Persia selama-lamanya.

Pertempuran Qadisiyah terjadi pada tanggal 16 November 636 Masehi dan kemenangan telak dipegang oleh pihak kaum muslimin.

Imam At-Thabari dalam buku sejarahnya mengungkapkan bahwa jumlah kaum muslimin hanya sebanyak 30 ribu mujahid.

Pihak muslimin ini melawan sebanyak 200 ribu tentara Persia yang pada saat itu disebut sebagai tentara profesional di dunia.

BACA JUGA:Cahaya Islam Membuat Perbedaan Antara Tokoh Sejarah Genghis Khan dan Abdurrahman bin Muawiyah

Salah satu buktinya adalah Persia telah berkali-kali pernah mengalahkan tentara Romawi yang juga berasal dari negara adidaya.

Namun selama di peperangan Qadisiyah, kehebatan dan kekuatan militer Persia justru melunak ketika menghadapi mujahid.

Pertempuran Qadisiyah ialah salah satu dari rentetan program penyebaran dakwah islam pada era Khulafaur Rasyidin.

Dimulai sejak pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan menuai banyak keberhasilan pada era Khalifah Umar bin Khattab.

JBACA JUGA: Afrika Selatan Sang Najasyi Baru, Mengingat Kembali Sejarah Raja Adil yang Menolong Kaum Muslimin

Pertempuran Qadisiyah salah satu momentum ketika kaum muslimin hendak mengibarkan dakwah islam di Persia.

Akan tetapi hal yang memicu kemarahan umat islam adalah pemerintahan Persia malah menistakan dakwah islam.

Dalam sejarahnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus utusan untuk menyampaikan ajakan masuk islam kepada Raja Persia yang digelari “Kisra”.

Pengiriman utusan itu dilakukan ketika dakwah islam telah menguat dan memiliki pemerintahan yang terstruktur.

BACA JUGA:Sudah Tahu Belum ‘Mission Impossible‘ yang Terjadi Dalam Sejarah Islam? Simak Kisahnya yang Super Keren

Akan tetapi, bukannya menyambut utusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan hangat.

Raja Kisra malah merobek surat tersebut sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Allah akan merobek-robek Kerajaan Kisra”

Hadits tersebut disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah, bertahun-tahun sebelum beliau wafat.

BACA JUGA:Zombie dalam Sejarah Islam? Ini Dia Tokoh Penting dari Afrika Barat yang Mengajarkan Cara Menambang

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi mengenai kehancuran kerajaan Kisra diijabah oleh Allah SWT.

Tidak satu pun yang menyangka bahwa tanah Arab akan datang ke Persia menjadi pembebas dari kesyirikan.

Kurang lebih sekitar 100 veteran dalam perang badar terjun kembali ke pertempuran Qadisiyah.

Di Madinah, Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu senantiasa berdo’a untuk kemenangan kaum muslimin.

BACA JUGA: Sejarah Peradaban Keilmuan Islam dari ‘Umm Al-Banain’ Fatimah Al-Fihri Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Setiap hari Umar bin Khattab pergi menuju gerbang Madinah dengan menanti utusan yang memberikan kabar keadaan kaum muslimin di Qadisiyah.

Khalifah Umar bin Khattab telah menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa’ad bin Abi Waqqash ketika hendak membuka negeri Persia.

Dibawah pimpinan sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan pasukan muslim dalam jumlah yang besar.

Mendengar pergerakan pasukan Islam, Kaisar Persia yang terakhir dan masih muda, Yazdegerd III memerintahkan kepada panglima perangnya Rustum Farakhzad.

BACA JUGA:Justice League In Real Life, Liga Keadilan Dunia Nyata Bukti Gemilangnya Sejarah Islam

Rustum Farrakhzad ditugaskan untuk menghadang pasukan muslim yang dikirim oleh Umar bin Khattab.

Kedua pasukan bertemu di sebelah barat sungai Eufrat di desa yang bernama Al-Qadisiyyah (barat daya Hillah dan Kufah).

Pasukan muslim mengirim delegasi ke kamp pasukan Persia, mengajak mereka memeluk Islam atau tetap dalam keyakinan mereka tetapi dengan membayar pajak atau jizyah.

Setelah tidak dicapai kesepakatan di atas, pecahlah pertempuran Qadisiyah saat itu Sa'ad sendiri tidak bisa memimpin langsung pasukannya dikarenakan sakit yang parah.

BACA JUGA:1 Jumadil Akhir Jatuh Pada 14 Desember 2023, Ada 6 Peristiwa Bersejarah Umat Islam Didalamnya, Apa Saja?

Tetapi dia tetap memonitor jalannya pertempuran Qadisiyah bersama deputinya Khalid bin Urfutah.

Pertempuran Qadisiyah berlangsung selama tiga hari hingga akhirnya Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.

Pada saat fajar di hari terakhir peperangan, datanglah pertolongan Allah dengan terjadinya badai pasir yang mengarah dan menerpa pasukan Persia sehingga dengan cepat membuat lemah barisan.

Kesempatan emas ini dimanfaatkan oleh pihak muslim dengan menghujani ratusan anak panah ke tengah barisan pasukan Persia.

BACA JUGA:The First Muslimah Nurse, Kisah Sahabat Wanita yang Menjadi Perawat Pertama dalam Sejarah Islam

Hal ini membuat Rustum Farakhzad melarikan diri dari medan perang dengan berenang menyeberangi sungai.

Namun pelariannya segera diketahui oleh pihak kaum muslimin sehingga bergegas mengejar dan memenggal kaum muslimin.

Pasukan muslim yang berhasil memenggal kepalanya adalah Hilal bin Ullafah, dia berteriak kepada pasukan Persia dengan mengangkat kepala Rustum.

"Demi penjaga Ka'bah! Aku Hilal bin Ullafah telah membunuh Rustum!".

BACA JUGA:Masjid Jamik Sungai Lumpur, Bangunan Bersejarah yang Jadi Saksi Bisu Tersebarnya Islam di Palembang

Melihat kepala panglima perangnya dibunuh oleh pasukan muslim, pasukan Persia menjadi hancur semangatnya dan kalang kabut melarikan diri dari pertempuran.

Sebagian besar pasukan Persia berhasil dibunuh dan hanya sebagian kecil saja yang bersedia memeluk agama Islam.

Dari Pertempuran Qadisiyah, pasukan muslim memperoleh ghanimah atau rampasan perang yang sangat banyak, termasuk perhiasan kekaisaran persia.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: