Cahaya Islam Membuat Perbedaan Antara Tokoh Sejarah Genghis Khan dan Abdurrahman bin Muawiyah

Cahaya Islam Membuat Perbedaan Antara Tokoh Sejarah Genghis Khan dan Abdurrahman bin Muawiyah

Ilustrasi--net

SUMEKS.CO - Genghis Khan merupakan pimpinan suku atau raja yang berasal dari tanah Mongolia.

Namun Genghis Khan memiliki sejarah kelam dalam kepemimpinannya, tidak seperti Abdurrahman bin Muawiyah yang dijuluki rajawali quraisy.

Mongolia ialah sebuah negeri yang kini jarang terdengar di telinga masyarakat, letaknya berada terhimpit Tiongkok dan Rusia.

Meski begitu, daratan stepa Mongol pernah menjadi saksi lahirnya seorang anak yang akan merubah dunia.

BACA JUGA:8 Cara Agar Bisa Istiqomah dalam Beribadah dan Hilangkan Sifat Buruk Penyebab Dosa

Pada abad pertengahan, sejarawan menyepakati bahwa Mongol merupakan satu dari sekian yang memberi pengaruh luas di dunia.

Dalam bukunya The : 100 A Ranking of the Most Influential People in History, Michael Heart menjadikan Temujin sebagai pemenang peringkat ke-21.

Peringkat ini mengalahkan Alexander, Napoleon maupun Hitler yang sama-sama melakukan ekspansi besar-besaran.

Sekitar tahun 1162 masehi, Bangsa mongol tidak akan pernah mengira memiliki wanita yang melahirkan tokoh unik dan mengubah arah sejarah.

BACA JUGA:Rahasia Keagungan Shalat Witir Sebagai Penutup Shalat yang Rajin Dilaksanakan Nabi Muhammad SAW

Ditengah masyarakat yang terpinggirkan itu, lahir seorang anak bernama Temujin yang merupakan anak kepala suku kecil.

Sejak kecil, Temujin harus menyaksikan ayahnya dibunuh didepan matanya, diusir dari kampung dan menjadi budak yang dijual murah.

Ketika beranjak remaja, Temujin harus menjadi tawanan perang yang dipekerjakan seperti hewan ternak di sawah.

Ia diberi makan setiap hari agak ketika besar kelak musuh-musuh dapat membunuhnya sebab dalam adat mongol, seorang anak tidak boleh dibunuh.

BACA JUGA:Diluar Haid dan Nifas! Yuk Kenali Darah Istihadhah yang Tetap Mewajibkan Perempuan Melaksanakan Ibadah

Temujin tumbuh menjadi anak yang hati nuraninya mati karena disiksa setiap hari, kabur kemudian di tanggap, lari namun dipenjara.

Kebangkitan Temujin bermula ketika ia berhasil kabur dan bergabung dengan rekan ayahnya, Toghiril dan Jamukha.

Ia menjadi pembunuh yang gesit dan lihai melakukan serangan balas dendam terutama kepada musuhnya.

Bersama dengan kekuatan, kecerdasan serta taktiknya, Temujin menyatukan Bangsa Mongol yang lihai berkuda, memanah dan suka berperang.

BACA JUGA:Praktik Sehat Ajaran Sang Nabi, Ketahui Titik dan Waktu Serta Sunnah Berbekam

Tahun 1206, semua bangsa di Mongolia bersatu untuk pertama kalinya dibawah pimpinan Temujin.

Ia digelari Kaisar Semesta yang dalam bahasa mongolnya ialah Genghis Khan, ia memimpin sebagai penguasa yang kejam.

Dalam sekejap, pasukan Mongol menguasai Cina, Korea, Asia Tenggara termasuk sebagian wilayah Indonesia.

Kekuatan bangsa Mongol bahkan menyerang negeri-negeri islam di barat dan menjatuhkan Baghdad.

BACA JUGA:Enam Obat Mujarab yang Ampuh Atasi Segala Penyakit, Nomor 6 Paling Banyak Manfaatnya

Bangsa Mongol menakhlukkan gabungan pasukan Jerman dan Bulgaria serta hampir memukul mundur lawan di seluruh daratan Eropa.

Seorang tokoh dengan masa kecil pahit seperti yang dialami Genghis Khan ialah Abdurrahman bin Muawiyah.

Ia menjadi bintang gemintang kaum muslimin yang turut merasakan kengerian pada masa mudanya.

Hal ini terjadi ketika Dinasti Umayyah runtuh tahun 750 masehi, ketika itu wangsa Abbasiyah meruntuhkan Umayyah di Damaskus.

BACA JUGA:Yuk Mulai Manifestasi Iman dan Hati, Checklist 10 Tanda Baiknya Akhlaq yang Harus Ditanamkan Sebagai Muslim

Sejak perebutan kekuasaan itu banyak sekali wangsa Umayyah yang dikejar sampai sudut negeri dan dibunuh.

Abdurrahman bin Muawiyah merupakan salah satu cucu khalifah Bani Umayyah yang dikejar tentara Abbasiyah hingga kabur dari negerinya untuk mencari pertolongan.

Abdurrahman lari dari Iraq menuju Mesir hingga kemudian mendapat pertolongan dari pamannya di Maroko.

Saat itu usianya baru 19 tahun, ia harus mengalami penderitaan yang cukup dalam sehingga membuatnya menjadi pribadi yang sangat berbeda dari remaja seusianya.

BACA JUGA:Innalillahi! Ini 7 Penyebab Manusia Mendapatkan Siksa Kubur, Nomor 6 Ternyata Karena Hal Sepele

Abdurrahman menjadi satu-satunya cucu yang mengalir darah kepemimpinan dalam dirinya darah kepemimpinan Bani Umayyah.

Abdurrahman bingung sebab jika kembali ke Syam atau sekitar Arab ia akan dibunuh, namun ia tidak bisa bertahan di Maroko sebab diincar oleh pemimpin khawarij.

Dalam keadaa genting seperti itu, Abdurrahman bin Muawiyah melihat Andalusia sebagai tempat paling tepat.

Saat itu, Andalusia adalah tanah yang kaya raya yang sekarang menjadi negara Spanyol dan Portugal.

BACA JUGA:Dapat Masalah Berat Saat Jalani Hidup? Ini 5 Cara Agar Tenang dan Sabar Saat Diberi Ujian

Akan tetapi, kondisi muslim disana sedang terpecah belah, saling membanggakan suku serta bangsanya masing-masing.

Banyak sekali ragam suku yang menghuni negeri Andalusia diantaranya ialah Bangsa Berber dan Bangsa Arab.

Bangsa Arab pun masih terbagi menjadi banyak suku yang salin bersengketa, padahal di utara mereka Kerajaan Kristen siap meruntuhkan Andalusia.

Abdurrahman memilih Andalusia sebagai satu-satunya yang terpisah oleh samudera dan banyak orang yang loyal dengan bani Umayyah.

BACA JUGA:9 Perbuatan Bentuk Durhaka Kepada Kedua Orang Tua, Dosa Besar yang Laknatnya Disegerakan di Dunia

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, Abdurrahman berhasil menyatukan kaum muslimin di Andalusia.

Antara Temujin atau biasa dikenal dengan nama Genghis Khan dengan Abdurrahman bin Muawiyah adalah legenda sejarah yang membuat kisahnya masing-masing.

Genghis Khan dan Abdurrahman bin Muawiyah sama-sama mengalami masa kecil yang pahit, diusir, dikejar, diburu dan menjadi pelarian bertahun-tahun.

Namun keduanya tumbuh menjadi pemuda yang berbeda, Genghis Khan menjadi peimpin yang kejam sedang Abdurrahman menjadi pribadi yang pemaaf dan bijaksana.

BACA JUGA:Dapat Masalah Berat Saat Jalani Hidup? Ini 5 Cara Agar Tenang dan Sabar Saat Diberi Ujian

Celupan islam yang telah ditanamkan kepada Abdurrahman bin Muawiyah telah mengembangkan kepemimpinan, ketangkasan dan kehebatan politik menjadi kebaikan.

Inti dari kelapangan hati seorang Abdurrahman bin Muawiyah adalah kerena keridhaannya atas ketentuan Allah.

Kalimat ini bahkan tertulis di cincin Abdurrahman bin Muawiyah, “Abdurrahman ridha dengan ketentuan Allah”.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: