Umat Muslim Wajib Tahu! Ini Penjelasan Mengenai Fidyah dalam Islam Sebagai Pengganti Puasa yang Ditinggalkan

Umat Muslim Wajib Tahu! Ini Penjelasan Mengenai Fidyah dalam Islam Sebagai Pengganti Puasa yang Ditinggalkan

penjelasan mengenai hukum fidyah dalam islam--

SUMEKS.CO - Umat muslim wajib tahu mengenai fidyah dalam islam yang merupakan pengganti puasa yang sudah ditinggalkan.

Fidyah dalam Islam adalah suatu pengganti atau tebusan yang membebaskan seorang mukallaf dari sebuah perkara hukum yang berlaku padanya.

Fidyah diambil dari kata "fadaa" yang memiliki makna mengganti atau menebus dengan memberi makan orang miskin.

BACA JUGA:Hukum Berpuasa Bagi Musafir, Pahami Sunnah Selama di Perjalanan

BACA JUGA:Membatalkan Puasa dengan Sengaja, Ini Hukum dan Konsekuensinya

Secara istilah fidyah merujuk pada pembayaran atau penggantian atas ketidakmampuan atau ketidakmungkinan seseorang untuk menjalankan kewajiban seperti puasa.

Fidyah merupakan harta benda yang dalam kadar tertentu wajib diberikan kepada orang miskin sebagai pengganti ibadah puasa yang ditinggalkan.

Harta yang dikeluarkan untuk membayar fidyah biasanya berupa makanan pokok yang hanya diberikan kepada orang-orang miskin atau fakir.

Hukum membayar fidyah adalah wajib, hal ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

BACA JUGA:Berkumur dan Sikat Gigi Saat Puasa, Begini Hukumnya

BACA JUGA:Ganti Puasa Ramadan, Jangan Lupa Bayar Zakat Fidyah! Begini Hukumnya

“(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” QS. Al-Baqarah : 184.

Dasar lain mengenai wajibnya fidyah ialah dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Salamah bin Akwa’.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: