Begini Pola Komunikasi Interpersonal antara Mudir dan Ustaz di ponpes Darul Hadits Palembang

Begini Pola Komunikasi Interpersonal antara Mudir dan Ustaz di ponpes Darul Hadits Palembang

Oleh: Vicky Chandra. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang--

Dari hasil observasi tersebut dapat dinyatakan bahwa:

1) Posisi dan Gerakan: Mudir seringkali berdiri atau duduk di posisi yang lebih tinggi atau pusat, menandakan otoritasnya. Ustaz mungkin menundukkan kepala atau menjaga posisi yang sedikit lebih rendah sebagai tanda penghormatan.

2) Kontak Mata: Mudir menggunakan kontak mata yang tegas untuk menunjukkan kepercayaan diri dan kepemimpinan. Ustaz, di sisi lain, menghindari kontak mata langsung yang berkepanjangan, sebagai bentuk penghormatan.

3) Gestur: Mudir menggunakan gestur yang mantap dan tegas ketika berbicara. Ustaz menunjukkan gestur yang lebih sederhana dan kurang dominan.

c. Tone (Nada Suara)

Nada suara memainkan peran penting dalam komunikasi karena dapat menambah atau mengubah makna kata-kata yang diucapkan, membantu menyampaikan emosi, sikap, dan intensi pembicara, serta mempengaruhi respons dan reaksi pendengar (Humam Ramadhan dkk., 2023). 

Dalam observasi interaksi antara mudir dan ustaz pada tanggal 18 Mei 2024, tampak jelas perbedaan nada suara yang digunakan sesuai dengan konteks komunikasi. 

Ketika mudir memberikan instruksi atau menjelaskan kebijakan, nada suaranya terdengar otoritatif dan mantap, mencerminkan kepercayaan diri dan kejelasan yang memudahkan penerimaan pesan oleh ustaz.

Sebaliknya, saat ustaz berbicara kepada mudir, mereka menggunakan nada yang lebih rendah dan sopan, menunjukkan rasa hormat dan penerimaan terhadap otoritas mudir. 

Namun, dalam situasi yang lebih santai atau personal, nada suara mudir berubah menjadi lebih lembut dan ramah, menciptakan suasana yang lebih akrab dan nyaman.

Ustaz pun menyesuaikan nada mereka dalam situasi ini, mengikuti perubahan suasana dengan nada yang lebih santai dan ramah, yang mendukung komunikasi yang lebih informal dan mendekatkan hubungan antara keduanya. 

Dari hasil observasi tersebut dapat dinyatakan bahwa:

1) Nada Otoritatif: Mudir menggunakan nada suara yang otoritatif dan mantap untuk menekankan instruksi dan kebijakan. Ini menciptakan kesan kepercayaan diri dan kejelasan dalam komunikasi.

2) Nada Hormat: Ustaz menggunakan nada yang lebih rendah dan sopan ketika berbicara kepada mudir, menunjukkan rasa hormat dan penerimaan terhadap instruksi.

3) Variasi Nada: Dalam situasi yang lebih santai atau personal, nada suara mudir menjadi lebih lembut dan ramah, menciptakan suasana yang lebih akrab. Ustaz menyesuaikan nada mereka untuk mencocokkan suasana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: