Begini Pola Komunikasi Interpersonal antara Mudir dan Ustaz di ponpes Darul Hadits Palembang
Oleh: Vicky Chandra. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang--
2.Data sekunder, yaitu data yang biasanya disusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku arsip, catatan-catatan, dokumen yang ada Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang.
Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berusaha menggambarkan dan mempresentasikan data secara sistematis, ringkas dan sederhana tentang komunikasi interpersonal mudir pesantren dengan ustaz di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang sehingga mudah dipahami.
Mendeskripsikan data kualitatif adalah dengan cara menyusun dan mengelompokan data yang ada sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden (Fadilla & Wulandari, 2023).
Dengan demikian, komunikasi interpersonal yang terjalin antara mudir dan ustaz di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang dapat digambarkan sebagai sistematis, terstruktur, dan memberikan dampak positif pada operasional dan suasana lingkungan pesantren.
C. PEMBAHASAN
1.Pola Komunikasi Interpersonal Mudir Dengan Ustaz Di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang
Dalam analisis komunikasi interpersonal antara mudir dan ustaz di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang, beberapa aspek kunci dapat diperhatikan, termasuk gaya komunikasi, bahasa tubuh, dan tone yang digunakan dalam berbagai kontek.
a.Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi dapat bervariasi berdasarkan kepribadian individu, latar belakang budaya, situasi, dan tujuan komunikasi.
Gaya yang efektif membantu memperjelas pesan, membangun hubungan yang baik, dan mencapai tujuan komunikasi dengan lebih efisien (Sembodo dkk., 2022).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2024, mudir pesantren menggambarkan hubungan komunikasinya dengan para ustaz sebagai hierarkis, di mana ia memegang otoritas tertinggi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pesantren.
Komunikasi antara mudir dan ustaz cenderung formal, dengan penggunaan bahasa yang sopan dan terstruktur, yang mencerminkan penghormatan terhadap posisi dan pengetahuan masing-masing.
Dalam memberikan arahan, mudir sering menggunakan gaya instruktif, menyampaikan petunjuk yang jelas mengenai pelajaran dan kegiatan pesantren.
Ustaz-ustaz menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan terhadap mudir dengan menerima dan menjalankan instruksi tersebut dengan baik.
Contoh konkret dari gaya komunikasi ini terlihat dalam persiapan kegiatan besar, di mana mudir memberikan arahan rinci tentang persiapan dan pelaksanaan acara, memastikan bahwa setiap ustaz memahami peran dan tanggung jawab mereka sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan sukses.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: