Salfok Papan Bunga di Depan PN Surabaya, Tak Kenal Hakim, Korban dan Terdakwa Tapi Prihatin Pada Rasa Keadilan
Salfok papan bunga di depan PN Surabaya. foto: @kabarnetizen62. --
“Nah itu semua nggak masuk akal kalau semua begitu, nanti setiap perbutaan seperti itu bisa saja dinyatakan tidak salah secara sadar meyakinkan,” ucapnya.
Tapi kita hormati, itu agar dibawa ke Mahkamah agung.
“Sementara Komisi Yudisial bisa turun untuk menilai prilaku hakimnya, bahkan Bawas MA juga bisa diturunkan untuk melakukan pendalaman-pendalaman atas apa yang terjadi,” tandasnya.
Sebelumnya, pengacara dan keluarga korban Dini Sera Afrianti laporkan 3 hakim putus bebas Gregorius Ronald Tannur ke Badan Pengawas (Bawas) Mahkamah Agung.
Materi pelaporan yang pertama, kata Dimas Yemahura Alfarauq tentu adalah sifat dan etika hakim di dalam proses persidangan.
“Yang kedua adalah bagaimana hakim pada saat persidangan itu menurut kamu tidak berjalan dengan fair,” tegasnya.
Tidak fair, maksudnya sidang tidak berjalan dengan sebagaimana peradilan itu berjalan dengan adil, jujur dan bijaksana.
“Karena disana kami lihat, saya mengalami juga bahwasannya dalam pemeriksaan saksi, ada sikap-sikap hakim yang lebih tendensius, menghentikan saksi pada saat memberikan keterangan,” paparnya.
Dan terbukti dari hasil pertimbangan hakim yang bisa dibaca bersama bahwa ada yang kontradiktif antara fakta hukum dan pertimbangan hakim
“Dimana disana pertimbanagn hakim seolah mentiadakan alat bukti yang sah tanpa pembanding alat bukti yang sah,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: