Menariknya Wisata Sejarah di Palembang, Napak Tilas Peradaban Kota Tertua di Indonesia

Menariknya Wisata Sejarah di Palembang, Napak Tilas Peradaban Kota Tertua di Indonesia

Rumah Limas, adalah rumah tradisional masyarakat Sumatera Selatan.--dok : sumeks.co

SUMEKS.CO - Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, merupakan kota tertua di Indonesia yang sudah berumur setidaknya 1.337 tahun.

Dengan umurnya yang relatif panjang maka Palembang sangat kaya akan sejarah dan budaya. Oleh sebab itu Palembang menawarkan banyak tempat wisata bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Menariknya wisata sejarah di Palembang, wisatawan akan seperti diajak napak tilas peradaban kota tertua di Indonesia yang kental dengan nilai-nilai religius. 

Ada beberapa tempat yang mewakili betapa kuatnya dan bagaimana peradaban di Kota Palembang pada masa lampau.   

BACA JUGA:Ternyata Palembang Punya Pulau Seribu di Dalamnya Ada Masjid Kuno, Ini Lokasinya?

1. Bukit Siguntang

Bukit Siguntang merupakan salah satu bukti penting peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Diperkirakan berasal dari abad ke 6 Masehi.

Meskipun sistem masyarakat Palembang telah berubah dari masyarakat Budha menjadi masyarakat Islam sejak berkembangnya Kesultanan Palembang, namun peninggalan tersebut masih dianggap keramat masyarakat Melayu di sekitar situs sehingga keberadaan situs bersejarah tersebut tetap dilestarikan. 

2. Makam Sultan Mahmud Badaruddin I Atau Situs Makan Kawah Tekurep

BACA JUGA:Rumah Wisata Ong Boentjiet Palembang Butuh Akses Jalan Darat

Merupakan kompleks pemakaman Sultan Mahmud Badaruddin I atau Jayo Wikramo, yang juga dikenal dengan sebutan Kawah Tekurep. 

Terdapat makam raja dari Kesultanan Palembang Darussalam serta keluarga. Sejarah mencatat Kawah Tekurep didirikan Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo pada tahun 1728 yang hingga kini terus terjaga dan banyak diziarahi masyarakat dari berbagai penjuru nusantara. 

3. Museum Balaputradewa

Museum Balaputra Dewa merupakan Museum Negeri Sumatera Selatan yang dibangun pada tahun 1978 dan diresmikan pada 5 November 1984 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Haryati Soebadio. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: