Anak Buah Dukun Slamet Tohari Banjarnegara Hanya Dihukum 3,5 Tahun Penjara, Ternyata Korbannya Masih Hidup

Anak Buah Dukun Slamet Tohari Banjarnegara Hanya Dihukum 3,5 Tahun Penjara, Ternyata Korbannya Masih Hidup

Anak buah dukun slamet banjarnegara hanya dihukum 3,5 tahun penjara, ternyata korbannya masih hidup. foto: dok/sumeks.co.--

Apakah mereka adalah korban-korban hilang yang telah dilaporkan keluarganya di Polres Banjarnegara?

Pertanyaan ini masih belum bisa terjawab. Polres Banjarnegara usai penggalian lanjutan selama kurang lebih 3 hari, masih belum menemukan mayat baru.

Meski ladang sayur itu sudah dibongkar maksimal dengan mengunakan alat berat, tak satupun jasad korban ditemukan lagi.

BACA JUGA:Alamak…Dukun Slamet Ternyata Sudah Membunuh Sejak 2011, Masih Ada 16 Korban Terkubur di Kebun Angker itu

Selain itu, Dukun Slamet sepertinya sudah lupa, karena pembunuhan seri pertama di 2011 itu sudah cukup lama. Namun ada kemungkinan Slamet Tohari memang tak ingin berterus terang. 

Diketahui, Dukun Slamet sudah beberapa kali mengubah keteranganya, terkait jumlah korban yang telah dihabisinya. 

Semua korban diakui adalah pasien yang minta uangnya bisa digandakan. Karena bangkrut, supaya cepat kaya, bisa buka usaha lagi dan bayar utang. 

BACA JUGA:Update, Siapa yang Merampok Dukun Slamet Pasti Komplotan, Tohari Kukuh Bekerja Sendiri Padahal Anaknya Ikut 

Diketahui, aksi dukun Slamet ternyata sudah berlangsung lebih lama dari yang diakuinya. Dukun Slamet mengubah keterangannya.

Rupanya ada satu tahun di 2011-2012 dia (Dukun Slamet) telah menghabisi pasiennya. Jumlah yang diakui ada 16 orang saat itu.

Nah, ini menjawab pertanyaan mengapa Polres Banjarnegara pekan lalu kembali melakukan penggalian di lahan kebun milik Slamet Tohari.

Namun sayangnya penggalian di kebun Dukun Slamet itu belum membuahkan hasil. Meski sudah mengerahkan semua kemampuan, termasuk menurunkan alat berat di lokasi.

BACA JUGA:HOT NEWS, Ternyata Dukun Slamet Tak Selalu Membunuh Korbannya, Wanita Ini Selamat Meski Hilang Ratusan Juta

Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto menerangkan pengakuan terbaru itu diungkap Slamet setelah polisi melakukan pemeriksaan yang intensif.

“Pengakuan awal sejak 2020, tapi ternyata itu dilakukan sejak 2011-2012, jadi tambah 16 korban,” jelas Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: