Mahasiswa KKN Jadi Korban Pelecahan, Rektorat UM Palembang Harapkan Diselesaikan Secara Perdamaian

Mahasiswa KKN Jadi Korban Pelecahan, Rektorat UM Palembang Harapkan Diselesaikan Secara Perdamaian

Mahasiswa KKN Jadi Korban Pelecahan, Rektorat UM Palembang Harapkan Diselesaikan Secara Perdamaian.-Foto: dokumen/sumeks.co -

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Seorang mahasiswa yang sedang menjalani praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumsel diduga menjadi korban pelecehan, sehingga peristiwa tersebut menuai sorotan, Kamis 11 September 2025.

Meski mahasiswa KKN alami peristiwa pelecehan, namun sayangnya apa yang disarankan pihak rektorat Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) sedikit diluar nalar. 

Pasalnya, bukannya melindungi mahasiswa mendapatkan keadilan hukum, pihak Rektorat UM Palembang malah menyarankan agar korban pelecehan diselesaikan secara Perdamaian.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Smartphone Harga Rp 1 Jutaan Terbaik, Mumpuni untuk Aktivitas Harian

BACA JUGA:Anak Perempuannya Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Dewasa, Orang Tua Ini Langsung Lapor ke Polres Ogan Ilir

Dunia pendidikan tinggi di Kota Palembang kembali menjadi sorotan, usai salah seorang mahasiswi yang diduga menjadi korban pelecehan seksual saat menjalankan praktik kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Ogan Ilir. 

‎Peristiwa yang menyita perhatian publik ini dialami seorang mahasiswa dari Universitas Muhamadiyah Palembang. 

‎Korban sendiri dikabarkan telah melaporkan peristiwa yang dialaminya itu ke Polres Ogan Ilir. 

Wakil Rektor 1 UM Palembang, Dr Suroso PR S Ag, M Pdi mengklaim pasca menerima laporan adanya peristiwa itu pihak kampus langsung ke lokasi KKN. 

BACA JUGA:Viral Grub Facebook Fantasi Sedarah Berbagi Pengalaman Pelecehan dan Kekerasan di Dalam Keluarga

BACA JUGA:DPRD Ogan Ilir Kecam Keras Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Guru Silat terhadap Santri

Bahkan, kata dia, Rektor UMP bersama dengan Dekan Ekonomi turun langsung menangani perkara tersebut. 

‎Namun sayangnya, berdasarkan keterangan itu pihak rektorat justru terkesan menormalisasi kejadian yang dialami korban dengan berbagai alasan.

‎"kita langsung kroscek ke perangkat desa dan korban, kita pertanyakan persoalan itu kemudian disampaikan juga ke keluarga, saat itu kami minta persoalan itu jangan sampai ter blow up dan diselesaikan secara kekeluargaan," ungkapnya, Kamis.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait