Innalillahi! Ada Tragedi Kemanusiaan Luar Biasa, Panji Gumilang Sengaja Lemahkan Islam

Innalillahi! Ada Tragedi Kemanusiaan Luar Biasa, Panji Gumilang Sengaja Lemahkan Islam

Peneliti Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam, Taufik Hidayat mengatakan, terjadi tragedi kemanusian yang luar biasa yang dilakukan Panji Gumilang.--

Innalillahi! Ada Tragedi Kemanusiaan Luar Biasa, Panji Gumilang Sengaja Lemahkan Islam

SUMEKS.CO - Sejumlah pihak terus membongkar upaya keji yang diduga lakukan Panji Gumilang, dibalik kemegahan Al Zaytun

Peneliti Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam, Taufik Hidayat mengatakan, terjadi tragedi kemanusian yang luar biasa yang dilakukan Panji Gumilang

"Kalau NII kan zamannya Kartosoewirjo, dia mewajibkan shalat. Dalam peraturan undang-undang dasarnya Kartosoewirjo, itu orang yang tidak shalat dihukum," kata Taufik, dilansir dari akun snack video @Han17.

BACA JUGA:Dibalik Rahasia 1 Syuro Al-Zaytun, Ternyata Hanya Akal-Akalan Panji Gumilang untuk Cari Simpati Semua Kalangan

Namun, yang diajarkan Panji Gumilang bertolak belakang dengan ajaran Kartosoewirjo. Sehingga Taufik menilai ada upaya melemahkan umat Islam. 

"Arti ini memang sengaja ada upaya untuk melemahkan umat Islam. Merusak citra umat Islam," kata Taufik. 

Ia pun meminta masalah ini jadi perhatian Mejelis Ulama Indonesia (MUI), kepolisian dan Ormas Islam. 

"Sebetulnya terjadi tragedi kemanusian yang luar biasa, penindasan yang luar biasa, baik di teritorial (wilayah NII diluar Al Zaytun)," ujar Taufik. 

BACA JUGA:HOT NEWS! Panji Gumilang Mangkir dari Panggilan Penyidik Karena Patah Tangan, Warganet: Semoga Patah Beneran

Menurut Taufik, bagaimana kejamnya Panji Gumilang, bila memelihat bagaimana terjadi penindasan di teritorial maupun di Al Zaytun.Penindasan yang dimaksud adalah terhadap karyawan-karyawan

"Mereka (karyawan) digaji dengan gaji yang sangat rendah, jauh dari UMR. Tidak sampai separohnya UMR. Bahkan di tahun 2000 kita menanyakan kepada istri-istri karyawan di sana, itu digaji cuma Rp 500, 200.000 perbulan," ungkap. 

Meski Taufik mengatakan, belum update informasi kondisi karyawan saat ini. 

"Jadi kalau di Al Zaytun boleh orang tertipu dengan kemegahannya, coba dong tanya, apakah pegawai-pegawai mereka tersejahterakan? Itu pegawainga enggak tinggal di situ, mereka kerja jam 6, pulang jam 6. Tapi hidup dalam keterpurukan," kata Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: