Tak Sependapat dengan MUI, Wali Santri Sebut Kurikulum Al Zaytun Tidak Ada yang Salah

Tak Sependapat dengan MUI, Wali Santri Sebut Kurikulum Al Zaytun Tidak Ada yang Salah

Wali santri Ponpes Al Zaytun tak sependapat dengan keterangan MUI dan menilai tidak ada yang salah dengan kurikulum di Al Zaytun.--

 

Larangan menggunakan sarung itu bukan hanya dalam melaksanakan shalat, melainkan dalam keseharian juga. 

 

Dalam narasi video itu tulis pengakuan seorang mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), yang tidak tulisannya, menyebutkan di Al Zaytun, santri hanya diperoleh menggunakan jas. 

 

Jika ketahuan menggunakan sarung, santri yang bersangkutan akan dimarah. Menggunakan sarung umumnya santri dilarang. Sedangkan pakaian seperti umat Nasrani, justru dijadikan seragam. 

 

Aturan nyeleneh juga mulai diketahui publik sejak shalat Idul Fitri 1444 H, shaf laki-laki bercampur dengan perempuan, Masjid Rahmatan Lil Alamin Mahad Al Zaytun.

 

BACA JUGA:Gegara Bocorkan Borok Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan Diserang Wali Santri: Saya Sampai Ribut dengan Anak

 

Dalam masjid besar itu terdapat kursi untuk jamaah, layaknya dalam gereja. Seluruh jamaah laki-laki menggunakan jas. 

 

Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang memberikan alasan, keberadaan kursi-kursi itu bagian mendukung kegiatan beribadah. Seperti mendengarkan cerama, hingga zikir, setelah shalat. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: