Asal Muasal Sejarah Pempek Palembang, Awalnya Disebut Kelesan

Asal Muasal Sejarah Pempek Palembang, Awalnya Disebut Kelesan

Salah satu toko Pempek di kawasan pusat kuliner khas Palembang, 26 Ilir.-Dheny Wahyudi-

SIAPA yang tidak tahu dengan makanan khas Palembang, yang terbuat dari olahan ikan dan tepung sagu, yang disebut Pempek

Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah cuko yang memadukan rasa pedas, manis, dan sedikit asam. 

Namun, benarkah Pempek makanan asli Palembang atau makanan hasil akulturasi budaya dari Tionghoa? 

Ternyata kuliner yang satu ini telah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Sekitar abad ke-16. Namun pempek kala itu dikenal dengan sebutan Kelesan

BACA JUGA:6 Rekomendasi Tempat Jajan Oleh Oleh Pempek di Kota Palembang

Dinamakan kelesan karena makanan ini dikeles atau tahan disimpan lama. Kelesan adalah makanan kukus yang dibuat dari campuran adonan sagu dan daging ikan, dan diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya pada kurun abad VII Masehi. 

Tepung sagu didapatkan dari pati batang pohon rumbia atau enau. Seiring masuknya orang-orang keturunan Tionghoa ke Kota Palembang awal Abad 20, kelesan yang mulanya dibuat orang asli Palembang mulai dikembangkan warga keturunan.


Pempek keriting yang mirip seperti kerupuk.--dok:sumeks.co

Berdasarkan cerita masyarakat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah.

Ikan belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain, mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. 

BACA JUGA:Tiga Kuliner Khas Palembang Ini Sama Enaknya Seperti Pempek

Makanan baru tersebut dijajakan Apek dengan bersepeda keliling kota. Karena yang menjual bernama Apek, maka dipanggil dengan sebutan "pek … apek". 

Lama kelamaan makanan yang dijual Apek tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau Pempek. 

Cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut, karena beberapa bagian kisah ini kurang tepat dengan kronologi sejarah. Misalnya, singkong sebagai bahan tepung tapioka baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad ke-16, sementara bangsa Tionghoa telah menghuni Palembang sekurang-kurangnya sejak masa Sriwijaya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: