Pasien Anak Meninggal, Covid-19 di Singapura Meroket, Sehari Tembus 11 Ribu

Pasien Anak Meninggal, Covid-19 di Singapura Meroket, Sehari Tembus 11 Ribu

Warga Singapura beraktivitas di luar ruang dengan tetap mengenakan masker. Singapura menghadapi ancaman gelombang baru penularan wabah Covid-19.--

SUMEKS.CO, Harus tetap waspada. Saat  ini Singapura menghadapi ancaman gelombang baru, yaitu  penularan wabah Covid-19. Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terbukti meningkatkan lonjakan jumlah kasus hingga 11.504 orang dalam sehari. Kasus kematian mulai dilaporkan.

Pada Senin  (27/6),  Angka kasus tercatat lebih dari dua kali lipat dari 5.309 kasus. Situasi ini menandai jumlah infeksi harian tertinggi dalam lebih dari tiga bulan sejak 22 Maret yakni 13 ribu kasus.“Rasio infeksi minggu ke minggu naik sedikit menjadi 1,62 pada Selasa (28/6),” kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) seperti dilansir Channel News Asia.

Ya, Angka tersebut mengacu pada rasio kasus komunitas selama seminggu terakhir dibandingkan minggu sebelumnya. Angka reproduksi penularan lebih dari 1, menunjukkan jumlah kasus baru mingguan Covid-19 meningkat.

BACA JUGA:Terbaru, Ini Sebaran 2.149 Kasus COVID-19

Ada 437 pasien dirawat di rumah sakit, dan 9 pasien dalam perawatan intensif, kemudian 36 pasien membutuhkan bantuan oksigen.

Dan hingga saat ini ada 1 kematian yang dilaporkan. Dari kasus baru Covid-19 lokal, 743 terdeteksi melalui tes polymerase chain reaction (PCR). Sebanyak 9.989 lainnya terdeteksi melalui tes antigen cepat (ART), yang berarti mereka tidak memiliki gejala atau gejalanya ringan.

Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong mengatakan sejauh ini tidak perlu memperketat langkah-langkah manajemen yang aman untuk saat ini tetapi tetap waspada. Dia juga mengatakan peningkatan jumlah infeksi didorong oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.“Tetapi belum ada bukti bahwa infeksi saat ini lebih parah, dan rumah sakit masih mampu mengatasi situasi tersebut,” tegasnya.

Laporan kematian lainnya juga dilaporkan pada pasien Covid-19 di bawah 12 tahun. Bocah 1,5 tahun meninggal karena ensefalitis atau radang otak akibat Covid-19 dan dua virus lainnya.(jpg/ckm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: