Pembelajaran Mendalam Vs Pembelajaran Berdiferensiasi: Sebuah Analisis Kebutuhan

Ujang Supriyadi, M.Pd., Gr.--
Ada banyak dan beragam kasus yang ada pada setiap jenjang kelas, oleh karena itu, diperlukan analisis yang mendalam oleh para insan pendidikan terutama guru dalam menyusun perencanaan dan implementasi pembelajarannya di kelas.
Perbedaan karakter, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan gaya belajar, dan perbedaan minat peserta didik adalah segelintir persoalan yang ada di setiap kelas. Selain itu, program sekolah inklusi dimana pemerintah memberlakukan kebijakan bahwa setiap sekolah harus menerima semua siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut, juga berdampak adanya peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus pada sekolah formal non pendidikan khusus.
Pasca pandemi hingga saat ini juga masih terdapat peserta didik yang tidak dapat membaca dan berhitung dasar sebagai akibat dari learning loss, padahal peserta didik tersebut telah duduk dibangku sekolah menengah pertama, sekelumit persoalan ini sering menjadi perbincangan guru pada setiap pertemuan beserta apa yang mesti dilakukan guru dan sekolah sebagai solusi penanganan dari berbagai kasus tersebut.
BACA JUGA:SIAP-SIAP, Lawan Timnas Indonesia v Thailand di Semifinal Piala AFF U-23 2025
BACA JUGA:USS dan APDESI Jalin Kerjasama, Gagas Program Sarjana Inovator Desa
Penulis menilai dan mengajak seluruh insan pendidikan terutama guru harus melakukan analisis mendalam terhadap berbagai kebutuhan siswa dan sekolah sehingga guru dapat memahami pendekatan apa yang mesti diterapkan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran mendalam misalnya sebagai solusi agar peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar, sehingga pembelajaran dapat bermakna dan menyenangkan, atau pendekatan pembelajaran berdiferensiasi sebagai solusi.
Jika bercermin pada berbagai kasus diatas maka pendekatan pembelajaran berdiferensiasi tidak boleh dilupakan dan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menjawab berbagai persoalan tersebut. Hal ini dikarenakan melalui pembelajaran berdiferensiasi dapat membuka peluang bagi guru untuk memberikan konten yang berbeda dengan proses yang berbeda pula (diferensiasi konten dan proses) pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas.
Sehingga proses pembelajaran benar-benar bermakna yang disesuaikan dengan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Selain itu, melalui diferensiasi produk peserta didik juga dapat memilih teknik asesmen yang akan dilakukan sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk mendalami konten melalui asesmen yang dikerjakannya (assessment as learning).
BACA JUGA:Tablet 11 Inci dengan Layar Premium Oppo Pad SE Bawa Perlindungan Mumpuni
BACA JUGA:Kejaksaan Tinggi Sumsel Mengucapkan Hari Bhakti Adhyaksa Ke-65
Kita paham bahwa setiap pendekatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kecocokan masing-masing terhadap setiap persoalan, mari sebagai insan pendidikan kita terus belajar dan memahami berbagai pendekatan pembelajaran sebagai upaya pengabdian dan darma bakti kita terhadap kemajuan bangsa dan negara menuju Indonesia Emas 2045. (Ref: Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam dan Pembelajaran Berdiferensiasi).
Oleh: Ujang Supriyadi, M.Pd., Gr.
Pengurus Himpunan Pengembang Kurikulum Provinsi Sumatera Selatan
Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan PD IGI Kota Palembang
Kepala Bidang Kurikulum & Pembelajaran Al-Azhar Cairo Indonesia
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: