Implementasi Manajemen Risiko dalam Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Implementasi Manajemen Risiko dalam Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Keberadaan JTTS mampu menurunkan waktu tempuh, menekan biaya logistik, mempercepat distribusi hasil pertanian dan industri, hingga meningkatkan pendapatan masyarakat di berbagai wilayah hingga 70 persen.--

Untuk menjaga efisiensi fiskal dan menekan risiko pembiayaan jangka panjang, Hutama Karya juga telah menerapkan skema inovatif seperti Pembayaran Berkala Berbasis Layanan (PBBL).

Skema ini memberikan kepada badan usaha kepastian pembayaran berdasarkan kinerja, sehingga mengurangi eksposur terhadap risiko ketidakcapaian kelayakan lalu lintas harian dan menciptakan efisiensi pada sisi anggaran pemerintah. 

BACA JUGA:Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas Kinerja Tahun Buku 2024, Hutama Karya Catatkan Laba Rp 2,7 Triliun

BACA JUGA:DPR RI Apresiasi Jalan Tol Riau, Dukung Percepatan Pembangunan Ruas Baru oleh Hutama Karya

Pada sisi operasional, Hutama Karya juga telah mengadopsi teknologi digital untuk pemantauan progres konstruksi secara real-time dan mempercepat penyelesaian pekerjaan. 

Seluruh pendekatan tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi yang dirancang untuk menjaga kesinambungan proyek dan ketepatan waktu penyelesaian maupun ketetapan anggaran yang telah ditetapkan.  

"Dalam kerangka tata kelola yang baik, perusahaan juga secara konsisten menyusun kajian risiko pada setiap ruas jalan tol. Kajian tersebut melibatkan analisis sensitivitas biaya, evaluasi dampak keterlambatan, serta studi kelayakan keuangan yang komprehensif," tambah Adjib. 

Hasil dari kajian ini menjadi landasan pengambilan keputusan strategis, sehingga perusahaan dapat bertindak secara tetap, cepat, akurat serta akuntabel dan berbasis data dalam menghadapi dinamika proyek di lapangan. 

BACA JUGA:Hutama Karya Pertahankan Status BUMN Infrastruktur Terbaik di Fortune 500 Southeast Asia 2025

BACA JUGA:Raih Kontrak Baru Peningkatan Kualitas Jalan Paket F, Hutama Karya Perkuat Portofolio di IKN

Hutama Karya akan terus memperkuat manajemen risiko yang responsif terutama terhadap perubahan eksternal: politik, ekonomi (fluktuasi suku bunga, volatilitas harga material konstruksi, serta kebijakan fiskal nasional) serta penerapan stress testing dan perencanaan skenario secara berkala akan menjadi praktik standar untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi perubahan eksternal yang menantang. 

Melalui langkah-langkah ini, pembangunan JTTS tidak hanya akan menjadi jaringan penghubung antarwilayah, tetapi juga pengungkit pertumbuhan ekonomi regional, penopang daya saing nasional, dan simbol komitmen bersama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Implementasi manajemen risiko yang kokoh menjadi fondasi utama untuk mewujudkan tujuan besar tersebut secara efektif dan bertanggung jawab. 

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang lebih 1.235 km, termasuk ruas yang beroperasi maupun dalam tahap konstruksi. 

Ruas tol yang telah beroperasi penuh, antara lain, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 km), Tol Palembang-Indralaya (22 km), Tol Indralaya-Prabumulih (64 Km), Tol Betung-Jambi Seksi 3 (Bayung Lencir-Tempino) (33,6 Km), Tol Bengkulu-Taba Penanjung (16,725 km), Tol Pekanbaru-Dumai (132 km), Tol Medan-Binjai (17 km) Tol Binjai-Langsa Seksi Binjai-Pangkalan Brandan (58 km), Tol Pekanbaru-XIII Koto Kampar (55,4 Km), Tol Padang-Sicincin (35,45 Km), Tol Indrapura-Kisaran (48 km), Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Sinaksak (91 km), dan Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2-6 (49 km). (*Dikelola oleh INA, **Dikelola oleh HMW).

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait