Alhamdulillah, Wabah Penyakit Ngorok Sebabkan Ratusan Kerbau Mati di OKI Mengalami Penurunan

Alhamdulillah, Wabah Penyakit Ngorok Sebabkan Ratusan Kerbau Mati di OKI Mengalami Penurunan

Trend kematian hewan ternak kerbau akibat penyakit ngorok menurun. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--

Sambungnya, upaya vaksinasi ini dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri penyakit ngorok. Dalam hal ini petugas penyuluh sudah maksimal dalam pelayanan dengan melakukan pengobatan dan vaksinasi serta pemberian vitamin. 

"Pihak kita juga memberikan edukasi kepada masyarakat khusus peternak terkait pemeliharaan hewan ternak mereka," bebernya.

BACA JUGA:Tanaman Hias Gantung yang Cantik dan Estetik, Nasturtium Miliki Bunga Berwarna Ceria

BACA JUGA:Infinix Note 11 Pro, Smartphone dengan Layar Luas dan Tangguh, Cek Spesifikasi Lengkapnya!

Masih kata dia, petugas juga melakukan disinfektan kandang-kandang peternak. Sehingga dengan begitu dalam hal pencegahan penyakit ngorok bisa diminimalisir. 

Diberitakan sebelumnya, pada saat penyakit ngorok atau SE ini mewabah ada ratusan ekor hewan ternak jenis kerbau milik warga di Kabupaten OKI mati mendadak. 

Penyakit ngorok ini disebabkan oleh bakteri Septicaemia Epizootica (SE). Sehingga membuat peternak kerbau membawa pulang ternak kerbau-kerbau nya dari Dusun Rasau Desa Riding di Sungai Rasau, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI pulang ke rumah. 

Dimana, kerbau-kerbau yang masih hidup dibawa ke lingkungan rumah di Desa Pulau Layang, Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI. Yaitu dengan dibuatkan kandang-kandang. 

BACA JUGA:TPI Kemenkumham Evaluasi Rutan dan Rupbasan Palembang Menuju WBK dan WBBM

BACA JUGA:iQOO Z9 Turbo: Ponsel yang Menggemparkan Pasar dengan Performa Unggul oleh Chipset Snapdragon 8s Gen 3

Salah satu peternak kerbau, H Idham saat dikonfirmasi, SUMEKS.CO, Kamis, 18 April 2024 melalui seluler menjelaskan, bahwa hewan ternak kerbau miliknya saat ini yang masih hidup ada sebanyak 10 ekor. 

Sedangkan sebanyak 15 ekor telah mati akibat virus ngorok yang sedang mewabah sejak bulan puasa hingga sekarang ini. 

"Sekarang masih 10 ekor kerbau yang hidup, sudah dibawa ke Desa semuanya. Karena khawatir yang masih hidup tertular virus kerbau yang mati," ujarnya. 

Semua kerbau-kerbau ini diternakkan di Dusun Rasau dekat Sungai Rasau. Termausk peternak yang lainnya pun disana. Dikarenakan di lokasi peternakan Dusun Rasau, kerbau-kerbau terjangkit virus ngorok dan banyak yang mati. Maka yang masih hidup dibawa pulang ke Desa. 

BACA JUGA:Tim Itjen Lakukan Verifikasi Lapangan Pembangunan ZI di Rutan Palembang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: