Prasasti Talang Tuo Sebagai Bukti, Bumi Sriwijaya Dikenal Surganya Dunia

Prasasti Talang Tuo Sebagai Bukti, Bumi Sriwijaya Dikenal Surganya Dunia

Makam Dhapunta Hiyang--dok : sumeks.co

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sejarahwan Sumatera Selatan, Dr Dedi Irwanto, mengatakan sebutan Swarna Dwipa untuk Bumi Sriwijaya, berarti tanah mas, dikarenakan surganya dunia.

Bumi Sriwijaya adalah penghasil semua komoditas pada perdagangan internasional di waktu silam.

Komoditas dagang tersebut dihasilkan di tanah Bumi Sriwijaya, yang luar biasanya suburnya. Dikarenakan tanah Sriwijaya memiliki humus hutan tropis.

Hampir semua tanaman yang ditanamkan di Bumi Sriwijaya dapat tumbuh dan menjadi komoditas perdagangan di dunia. Salah satu buktinya dengan ditemukan Prasasti Talang Tuo.

BACA JUGA:Konon, Banyaknya Biji Emas Di Sungai Musi Jadi Asal Usul Nama Kota Palembang

Prasasti Talang Tuo berangka 606 saka atau 23 Maret 684 Masehi. Ditulis dalam aksara Pallawa berbahasa Melayu Kuno dan terdiri dari 14 baris.

Saat ini Prasasti Talang Tuo asli disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Dedi Irwanto menjelaskan Prasasti Talang Tuo sebagai pengingat adanya kemakmuran di Bumi Swirijaya.

Termasuk juga ada yang mengatakan sebagai penjaga ekosistem lingkungan di Bumi Sriwijaya.

BACA JUGA:Asal Usul Habib dan 5 Marga Habib Tertinggi di Indonesia

Kalau dilihat Prasasti Talang Tuo kata Dedi lebih tepat disebut Lab Alam Bumi Sriwijaya untuk diuji coba berbagai pohon, buah-buahan yang ditanam di lokasi tersebut yang kemudian ditanamkan di daerah Uluan.

Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada 17 November 1920 di sebelah barat Palembang atau wilayah Talang Tuo yang letaknya tidak jauh dari kaki Bukit Seguntang.

Ditemukan dengan mengarah telungkup ke tanah dengan kondisi baik.

Bermula dari kedatangan para Petani dari daerah Meranjat yang diketuai oleh Alwilihan pada 17 November 1920.

BACA JUGA:Sejarawan Palembang Sebut Secara Makna Gelar Tak Memiliki Arti Khusus, Sebab Palembang Tak Punya Kasta

Kemudian dilaporkan ke Residen Palembang Louis Constant Westenenk. Tetapi sayangnya menurut Dedi, pada berbagai sumber media online atau media sosial, Alwilihan terlupakan.

Sering disebut Louis Constant Westenenk  yang menemukan sebagai Residen Palembang waktu itu.

Padahal sebetulnya yang menemukan ialah orang Bumi Sriwijaya pada waktu itu.

Daerah tempat ditemukannya Prasasti Talang Tuo ialah masih hutan tropis yang mana hampir semua tumbuhan bisa hidup subur di lokasi tersebut.

BACA JUGA:Ternyata ini Asal Usul Kata Ya Saman, Ucapan Wong Palembang Ketika Melihat ini

Prasasti Talang Tuo juga menjelaskan tentang pembangunan taman Sri Ksetra yaitu Punta Hyam Sri Jayanasa memerintahkan kepada bawahannya untuk mendirikan sebuah taman.

Taman yang didirikan berupa kebun dan ditanami buah beraneka ragam untuk kebutuhan masyarakat.

Pohon yang ditanam seperti kelapa, sagu, bambu, aren, pinang, dan buah yang bisa dimakan.

Sebagai lab alam, akan dikembangkan ke daerah lainnya. Kondisi alam sekarang berbeda dengan saat dahulu.

BACA JUGA:Asal Mula Orang Palembang Dijuluki Wong Kito Galo, Ternyata Julukan Itu Tidak Diakui! Begini Alasannya

Sayangnya pada masa Kolonial, tanaman yang bersifat substantif diganti oleh tanaman komersial hingga berlangsung pada saat ini.

Salah satunya ditanami Kelapa Sawit sehingga tidak bisa lagi melihat bukti-bukti dari tanaman yang ada di Bumi Sriwijaya dahulu. Terlebih  sawit merusak struktur tanah.

Selain itu taman yang dibangun juga lengkap dengan bendungan dan telaga.

Selain itu, tidak juga menjelaskan tentang pembangunan taman tetapi juga pemaknaan yang mengisyaratkan ketaatan seorang Raja Sriwijaya dalam menjalankan agamanya.

BACA JUGA: 8 Kekeliruan Orang Palembang yang Banyak TIdak Diketahui dan Menjadi Kebiasaan

Dalam Prasasti Talang Tuo juga menjelaskan tentang mengenal yang namanya konservasi hutan.

Berikut isi Prasasti Talang Tuo :

Swasti . sri saka warsa tita . 606 . ding dwitiya suklapaksa wulan caitra . sana tatkalana parlak sri ksetra ini . niparwuat

Parwanda punta hiyang sri jayanaga. ini pranidhananda punta hiyang sawanakna yang nitanang di sini niyur pinang hanau ru

BACA JUGA: Pempek Palembang Makin Mendunia Setelah Masuk Daftar Makanan Seafood Terenak Di Dunia

Mwiya dnan samisrana yang kayu nimakan wuahna, tathapi. haur wuluh pattum ityevamadi, punarapi yang parlak wukan.

Dnan tawad talaga sawana yang wuatna sucarita parawis prayojanakan punyana sarwwa satwa saca racara, waropa yana tmu sukha di asannakala di antara margga lai.

Tmu muah ya ahara dnan air niminumna sawanakna wuatna huma parlak mancak mu.

Ah ya manghidupi pasuprakara. marhulun tuwi wrddhi muah ya janan ya niknai sawanakna yang upasargga. pidanna swapnawighna. warang wua tana kathamapi.

BACA JUGA: 5 Kata Sindiran Bahasa Palembang yang Tidak Boleh Sembarang Diucapkan

Anukula yang graha naksatra parawis di ya. nirwyadhi ajara kawuatanana. tathapi sawanakna yang bhrtyana. satyarjjawa drdhabhakti muah ya dya. yang mitrana tuwi jana ya kapata yang winina mulang anukula bharyya muah ya waram stha.

Nana lagi janan curi ucca wadhana paradara di sana. punarapi tmu ya kalyanamitra marwwanun wodhicitta dnan mattri.

Udhani di dang hyang ratnatraya janan marsarak dnan dang hyang ratnatraya. tathapi nityakala tyaga marsila ksanti marwwanun wiryya rajin. tahu di samisrana silpakala parawis. samahita cinta.

Tmu ya prajna. smrti medhawi. punarapi dhairyyamani mahasattwa wajrasarira. anupamasakti. jaya. tathapi jatismara. awikalendriya. mancak rupa. subhaga hasin halap. ade.

BACA JUGA:Unik, Beberapa Kawasan di Palembang Ada Sebutan Laut Tapi Tidak Ada Laut, Kok Bisa?

yawakya. wrahmaswara. jadi laki swayambhu puna (ra) pi tmu ya cintamani nidhana. tmu janmawasita. karmmawasita. klesawasita. awasana tmu ya anuttarabhisamyaksamwodhi.

Terjemahannya kurang lebih sebagai berikut :

Bahagia! Tahun Saka 606 pada hari kedua bulan terang caitra, itulah waktunya taman Sriksetra ini dibangun, milik Dapunta Hyang Sri Jayanaga.

Ini pesan Dapunta Hyang: Semua yang ditanam di sini; nyiur, pinang, enau, rumbia dan lain-lain yang (berupa) pohon, dimakan buahnya, serta aur, buluh betung dan yang semacam itu.

BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Kain Tanjung Khas Palembang, Telah Ada Sejak Zaman Kesultanan

Demikian pula taman-taman lainnya dengan sebat telaga; semuanya yang dibuat, semua perbuatan baik, dimaksud untuk kebahagiaan semua makhluk yang bergerak dan tidak bergerak.

Hendaklah daya upaya beliau yang sangat baik itu mendapat kesukaan di kemudian hari dengan jalan lain.

Semoga beliau mendapat makanan dan air untuk minumnya. Semuanya yang dibuatnya; ladang, kebun luas, menghidupi binatang-binatang, ramai para abdi suburlah. Jauhkanlah beliau dari segala bencana, siksaan dan penyakit tidak dapat tidur.

Bagaimanapun, barang usahanya hendaklah berhasil baik, binatang-binatang lengkap semua, beliau dari sakit dibuat awet muda.

BACA JUGA:Asal Usul Lomba Bidar, Bermula dari Persaingan Dua Pangeran Palembang Memperebutkan Gadis Idaman

Dan lagi, hendaklah semua yang disebut abdi setia berbaktilah mereka pada beliau.

Yang menjadi sahabat beliau, janganlah mereka mengkhianati beliau; yang menjadi istri beliau hendaklah tetap setia sebagai istri pada beliau. Di manapun beliau berada, janganlah melakukan pencurian, kecurangan, pembunuhan, dan perzinaan di situ.

Dan lagi, hendaklah beliau bertemu dengan khalyanamitra, membangun bodichita dengan maitra, menjadi pertapa pada dang hyang Ratnatraya, melainkan senantiasa teguh bersila dengan senang membangun tenaga, keuletan, pengetahuan tentang perbedaan semua sipakala dan pemusatan pikiran.

BACA JUGA: Asal Usul Nama Kota Palembang Bisa Ditemukan di Prasasti Kedukan Bukit

Mudah-mudahan beliau memperoleh pengetahuan, ingatan dan kecerdasan dan ketetapan mahasatwa badan manikam vajracarira yang sakti, kemenangan dan ingatan pada kelahiran yang telah lampau, indra lengkap, rupa penuh, kebahagiaan, kegembiraan, ketenangan, kata manis, suara Brahma, jadi laki-laki karena kekuatannya sendiri, hendaklah beliau memperoleh cintamanididhara, memperoleh janmawacita, karmmawacita, akhirnya beliau mendapat anuttarabisamyaksambhodi.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: