Kasus Pembunuhan Berantai Dukun Slamet Belum Lengkap Juga, Jaksa Kejari Banjarnegara Masih Pelajari Berkasnya
Kasus pembunuhan berantai dukun slamet belum lengkap, jaksa kejari banjarnegara masih pelajari berkasnya hingga dilimpahkan sidang. foto: dok/sumeks.co.--
Setiap lubang-lubang kuburan dites menggunakan alat. Mas Joe menyebut bahwa alatnya menunjukkan deteksi netral.
Tak hanya berhenti sampai disitu, pria ini juga membakar dupa di dalam gubuk Dukun Slamet. Lokasi yang diyakini Dukun Slamet menghabisi korban-korbannya dengan cara diracun.
“Ini kalian yang minta, aku cuma memenuhi permintaan kalian,” ujar Joe memulai video YouTube-nya.
Joe mengaku sudah survei pada pagi harinya ke lokasi itu, sehingga dia dengan mudah menjangkau lokasi kebun pembantaian Dukun Slamet.
“Gak ada bintang-bintang, tapi juga tidak hujan cuy, Nah aku dengar seperti orang ketawa, mungkin aku salah ya,” ujarnya membuat merinding.
Joe mengaku sudah siap dengan medan yang berat itu, dia mengenakan sepatu boat, bawa senter dan kamera masuk ke kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah itu.
“Waduh bau obat…mungkin ini obat pak tani. Untung gak ujan cuy,” ujarnya lagi. “Sebenarnya aku takut cuy,” katanya jujur.
Tapi suara masjid, suara orang sedang salat tarawih membuatnya kuat. “Kalo gak ada suara (dari) masjid itu aku pasti gak kuat cuy. Ini meningkatkan moral aku. Kalo suara masjid berhenti aku pasti ketakutan, Bagaimana aku mengatasi ini?”, ujarnya lagi.
“All ringht kita masuk ke lokasi pembantaian. Ini garis polisinya cuy. Itu kalo gak ada suara masjid aku pasti gemeteran disini. Sekali lagi tidak ada siapa-siapa cuy,” katanya meyakinkan.
Dua alat yang disebutnya sebagai ERT dan EMF dilakukan untuk mengetes lubang-lubang galian bekas mengubur jenazah para koran Dukun Slamet.
“Ini netral what wrong,” katanya.
“Kita coba dilubang berikutnya, netral semuanya cuy netral. Padahal baru enam hari, tapi netral cuy,” selorohnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: