Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Palembang yang Sangat Ditakuti dan Disegani Inggris

 Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Palembang yang Sangat Ditakuti dan Disegani Inggris

Sultan Mahmud Badaruddin II.--dok : sumeks.co

BACA JUGA:Museum Balaputera Dewa, Menyimpan 8.800 Benda Bersejarah dan Rumah Adat Palembang

Akibatnya, Inggris harus menyerahkan wilayah Indonesia yang diduduki kepada Belanda, termasuk Bangka dan Palembang. Saat itu Belanda mengangkat seorang komisaris di Palembang bernama Herman Warner Muntinghe.

Muntinghe berhasil mendamaikan situasi politik di Kesultanan Palembang, dimana SMB II bisa berkuasa penuh kembali. 

Suatu hari, Muntinghe melakukan inspeksi ke wilayah pedalaman Palembang. Sampai di Muara Rawas, Muntinghe diserang oleh pengikut SMB II.

Setelah itu, Muntinghe meminta SMB II untuk menyerahkan putra mahkotanya. Tuntutan itu dilakukan agar SMB II tetap setia kepada Belanda.

BACA JUGA:3 Museum di Palembang Menyimpan Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam

Tetapi tidak digubris. Sebaliknya, SMB II justru menyerang Belanda.

Pertempuran dengan Belanda ini dikenal dengan Perang Menteng yang pecah pada 12 Juni 1819. 

Pada awal peperangan, SMB II dan pasukan mendapatkan kemenangan. Belanda dipimpin Muntinghe mengalami kekalahan dengan banyaknya pasukan yang tewas.

 Pada 24 Juni 1821, Belanda melakukan serangan mendadak pada dini hari, saat warga Palembang sedang makan sahur. Belanda menguasai Palembang dan menangkap SMB II.

BACA JUGA:Melihat Benda Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Museum Sriwijaya

Pada 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, SMB II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Batavia, lalu pada 1822 ke Ambon.

Akhirnya, SMB II dibuang ke Ternate dan meninggal dunia disana pada 26 September 1852.

Berkat kepemimpinan dan perjuangan SMB II, namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan mata uang rupiah pecahan 10.000 yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada 20 Oktober 2005.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: