Nada Rhoma Irama dan Dakwah Pesantren

Kunjungan Raja Dangdut Rhoma Irama ke Ponpes Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir--
Serangan budaya luar yang melumpuhkan musik Melayu sebagi karya budaya bangsa. Inilah konteks sosial yang menjadi takdir munculnya “revolusi” Rhoma Irama dalam musik Melayu.
Rhoma secara inovatif dan kreatif mengolah unsur pop, musik India, Timur Tengah, rock sampai blues ke dalam musik Melayu, sehingga “terlahir kembali” menjadi Dangdut.
Rhoma memasukkan nafas hard rock yang cepat ke dalam musik Melayu yang mendayu. Lirik lagu yang semula berisi kepedihan, ratapan, dan pesimis berganti bersemangat, optimis, dan dinamis.
Aksi panggung Rhoma dan Soneta tidak lagi berlenggak-lenggok tetapi menghentak dan menggebrak. Soneta menjadi grup musik yang memiliki alat musik elektronik modern, koreografi, sound system stereo, lighting system, dan perlengkapan panggung paling lengkap di Indonesia.
Pada 1985, masa awal saya menjadi mahasiswa universitas, penggemar Rhoma Irama tidak kurang dari 15 Juta atau 10% dari pendudukn Indonesia. Data ini berkaca pada penjualan kaset dan jumlah penonton film-film Rhoma Irama.
Hari ini kalau kita klik Google, Riset Politik Ekonomi Asia pada 2017, menyebut angkat 25 juta penggemar di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara.
Namun data ini belum memasukkan reputasi “Raja Dangdut” di negara-negara Asia seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Rhoma Irama telah menjadi legenda musik dunia. Musik dangdut menjadi matakuliah budaya yang dipelajari di 70 kampus mancanegara.
Para intelektual dunia terus meneliti musik dangdut. Dari aransement musik, gaya sampai tata bahasa dalam lirik lagu-lagunya.
Dedikasi sang “Satria Bergitar” telah pula mendapat apresiasi dunia. Rhoma Irama mendapat anugerah gelar Profesor Honoris Causa dalam bidang musik dari dua kampus di Amerika Serikat, yaitu Northern California Global University dan American University of Hawaii. Bahkan telah didirikan museum Soneta Grup di Washington DC.
Saya kira, catatan singkat ini, hanya menyentuh kulit luar dari kiprah dan kebesaran Sang “Raja Dangdut” Dunia. Studi biografis seperti dilakukan oleh Moh. Shofan yang saya baca semakin menambah kekaguman kita terhadap sosok Rhoma Irama.
*Berdakwah dengan Nada*
Rhoma Irama telah berjasa mengangkat martabat Dangdut sebagai representasi musik Indonesia ke atas panggung dunia internasional.
Dangdut menyapa kelas bawah di akar rumput sampai para petinggi papan negara bangsa. Di tangan Rhoma, dangdut memiliki misi amar ma’ruf nahi munkar. Sarana dakwah menumbuhkan kesadaran moral dalam merespon persoalan sosial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: