Manisnya Fast Fashion, Siapa Yang Diuntungkan? Yuk Cari Tahu Disini!

 Manisnya Fast Fashion, Siapa Yang Diuntungkan? Yuk Cari Tahu Disini!

Ilustrasi--net

BACA JUGA:Trend Fashion Terbaru 2024 Sustainable Fashion : Memperpanjang Usia Pakai Dengan Recycling Waste Fashion

Konsumen selalu disuguhkan fashion yang berganti-gati setiap harinya dengan mode yang selalu update dan distribusi yang sangat cepat, ditambah harga yang ditawarkan terjangkau. Dari sisi konsumen akan selalu dimanjakan dengan update dan pilihan fashion yang sangat bervariatif. 

Fast fashion ternyata tidaklah semanis penampakannya. Dibalik gemerlap fast fashion terdapat redupnya kisah dibalik layar yang harus ditanggung.

Proses hulu yang banyak kontroversi

Produksi massal fast fashion butuh sumber daya alam yang gila-gilaan. Bahan katun membutuhkan butuh air banyak. 

BACA JUGA:Fashion Show Rumah Busana Tria Gunawan di PIM Meriah, Usung Tema Busana Muslim Etnik Budaya Kota Palembang

Bahan poliester meninggalkan jejak emisi karbon yang tinggi. Pewarna tekstil mencemari air dan tanah yang susah diurai. Akibatnya, bumi yang jadi korban. 

Kondisi ini ibarat nyeruput manisnya boba namun disisi lain mengabaikan tumpukan gelas plastik yang selalu bertambah setiap jamnya, membawa dampak isu lngkungan yang lebih susah diuraikan selama bertahun-tahun.

Disisi lain sumber daya manusia pun ikut tereksploitasi. Dengan gaya fast fashion yang menuntut semua serba cepat dengan biaya seminimal mungkin, hingga mengorbankan manusianya sendiri. 

Fast fashion membutuhkan semua serba cepat dan murah terutama lini produksi yang menuntut harga murah sering kali datang dengan mengorbankan pekerja garmen di negara berkembang. Penerapan upah rendah, kondisi kerja yang berbahaya, dan tak jarang hak pekerja yang diabaikan. 

BACA JUGA:Inspirasi Outfit di Hari Raya, Yuk Intip Tren Fashion Lebaran 2023

Kecepatan tinggi fast fashion berarti tekanan konstan pada para pekerja ini, membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka. 

Dilema para pekerja garmen di negara berkembang, bahkan di Indonesia sendiri banyak yang terjerat pusara ini. 

Dengan iming-iming pekerjaan tetap yang pasti dengan syarat yang minim dan kebutuhan lapangan kerja yang sangat banyak dinegara berkembang mendukung pusara fast fashion. Yang tiada akhirnya ini.

Hilirisasi Tren fast fashion mendukung fast waste

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: