Inilah Perjalanan Presiden Soekarno dan Pemimpin Bangsa Sampai Gunung Menumbing

Inilah Perjalanan Presiden Soekarno dan Pemimpin Bangsa Sampai Gunung Menumbing

Menuju Bukit Menumbing Muntok Bangka, Pesanggrahan Soekarno--

Langkah pengasingan ini dilakukan setelah Belanda melancarkan Agresi Militer keduanya pada 19 Desember 1948 dengan sasaran utama Ibukota Indonesia, Yogyakarta. 

BACA JUGA:Pesanggrahan Menumbing, Perpaduan Sempurna antara Sejarah dan Keindahan Alam Ingat Kutipan Soekarno: Jas Merah

Agresi ini bertujuan untuk merebut kontrol penuh atas Indonesia.

Pemilihan Muntok sebagai lokasi pengasingan bukan tanpa alasan. 

Kota ini merupakan ibukota Kabupaten Bangka Barat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lokasinya yang strategis di ujung barat Pulau Bangka membuatnya mudah diawasi dan dikendalikan oleh Belanda.

Pengasingan para pemimpin bangsa di Muntok merupakan bukti nyata dari usaha Belanda dalam menekan semangat juang bangsa Indonesia. 

Namun, dengan kegigihan dan semangat, Indonesia berhasil melewati masa-masa sulit ini dan tetap teguh mempertahankan kemerdekaannya.


Kota Muntok dilihat dari Gunung Menumbing tampat pengasingan Ir Soekarno Presiden RI Pertama. Lokasi ini menjadi wisata sejarah yang ramai dengan pengunjung.

Ya, Diketahui, berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kala itu telah diketahui oleh semua wilayah dengan waktu yang berbeda-beda, dikarenakan ada penyegelan radio oleh Jepang. 

Usaha yang dilakukan para pemuda Indonesia ialah pemuda pemancar baru dengan bantuan orang-orang teknisi radio (Poesponegoro, 1993:95). 

Usaha tersebut berhasil dilakukan dan berita proklamasi langsung disebarluaskan di seluruh wilayah Indonesia. 

Tokoh-tokoh lokal di setiap daerah berterimakasih kepada Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Dr. Radjiman Wediodiningrat dan pemimpin lainnya atas pencapaian yang dilakukan selama ini sampai titik darah penghabisan tanpa bantuan dari pihak lain atau bangsa lain. 

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa ini menjadi puncak kebahagiaan bagi bangsa, dan Indonesia dapat dianggap sepadan dengan negara-negara lain (Rinardi, 2017:43). 

Setelah Indonesia merdeka, Sekutu belum mengembalikan kekuasaan sepenuhnya bagi Indonesia. 

Belanda masih menganggap bahwa Indonesia sebagai negara jajahan dan menganggap ini sebuah peristiwa revolusi Indonesia yang bertujuan untuk menghancurkan para pemimpinnya (Ricklefs, 2007:318). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: