8 Kekeliruan Orang Palembang yang Banyak TIdak Diketahui dan Menjadi Kebiasaan

  8 Kekeliruan Orang Palembang yang Banyak TIdak Diketahui dan Menjadi Kebiasaan

Benteng Kuto Besak, alun-alun Kota Palembang.--dok : sumeks.co

BACA JUGA:Recok Makanan Khas Palembang, Perpaduan Pempek dan Kuah Model

Fakta sebenarnya karena Jembatan Ampera membutuhkan waktu pengangkatan selama 30 menit. Belum lagi kapal lewat untuk diturunkan kembali. 

Jadi, lalu lintas cukup lama terhenti. Kondisi tidak relevan dengan kondisi daat itu. Serta pendangkalan Sungai Musi yang akhirnya kapal besar tidak bisa lewat lagi. 

Hal itulah Jembatan Ampera diputuskan tidak bisa diangkat lagi.

7. Sejarah Pulau Kemaro

BACA JUGA:Canggih Jembatan Penghubung Pulau Kemaro dan Sungai Gerong Plaju, Terowongan Dalam Air, Sistem Imersed Tunnel

Selalu terbentuknya selalu diceritakan karena kisah cinta Pangeran Tambunan dan Siti Fatimah dikarenakan membuang guci yang berisi emas. Kemudian guci tersebut jadi penopang Pulau Kemaro. 

Cerita tersebut hanya dongeng saja ata legenda, jangan dijadikan sejarah. Pulau Kemaro dari masa Kesultanan dan Sriwijaya sudah ada sebagai benteng pertahanan. 

Pulau Kemaro juga pernah dijadikan tahanan politik PKI tahun 1965.

8. Penyebutan Nama Tempat

BACA JUGA:WADUH! Warga di Kecamatan Kertapati Palembang Terbanyak Miskin Ekstrem, Disusul Kecamatan Seberang Ulu 1 dan 2

Banyak orang Palembang salah menyebutkan nama tempat. Diantaranya, Kawah Tekurep menjadi Kawah Tengkurep. 

Kemudian Bukit Seguntang. Orang Palembang kebiasaan menyebutk Bukit Siguntang. Arti kata Se berarti Sebuah, Guntang adalah mengapung. Jadi disebut Seguntang atau sebuah yang mengapung.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: