Indonesia Bersiap Panas Mendidih, Menteri Jokowi Bentuk Gugus Tugas Cuaca Ekstrim El Nino
BMKG mengeluarkan peringatan dini akan potensi musim kemarau yang diprediksi puncaknya pada Agustus nanti. --
Indonesia Bersiap Panas Mendidih, Menteri Jokowi Bentuk Gugus Tugas Cuaca Ekstrim El Nino
JAKARTA, SUMEKS.CO - Peringatan dini akan potensi musim kemarau yang diprediksi puncaknya pada Agustus nanti dikeluarkan oleh BMKG.
Curah hujan yang turun selama musim kemarau di Indonesia juga diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mulai melakukan persiapan dengan membentuk gugus tugas dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino.
Limpo meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah.
"Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya," kata Syahrul dalam keterangan tertulis, Senin 22 Mei 2023 dikutip dari CNBC Indonesia.
Limpo mengatakan, gugus tugas berbasis wilayah penting untuk segera dibentuk dan setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda.
"Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya," bebernya.
Diirinya menambahkan, manajemen air untuk kebutuhan pertanian menjadi titik krusial dalam menghadapi El Nino.
BACA JUGA:Ketar-ketir Gegara El Nino, Harga Beras Dkk Bakal Melonjak Gila-gilaan, Mendag Zulhas Bilang Begini
"Setiap daerah diminta untuk menampung air sehingga pada saat El Nino terjadi, ketersediaan untuk menanam bisa tercukupi," tambah dia
Selain manajemen air, Syahrul meminta daerah untuk memerhatikan varietas yang digunakan, yaitu menggunakan varietas yang tahan kekeringan atau beradaptasi pada efek El Nino.
Sementara untuk pemupukan, daerah diharapkan dapat menerapkan metode pemupukan berimbang.
Pengembangan pupuk organik harus dilakukan secara masif dengan tetap seimbang menggunakan pupuk kimia tidak lebih dari 50 persen.
"Kita bersiap dengan mengambil prediksi terjelek tapi jangan sampai melemahkan kita," cetusnya.
Sementara, mengutip situs resmi Kementerian Pertanian (Kementan), El Nino sering dikaitkan dengan peningkatan suhu permukaan laut dan penurunan curah hujan di beberapa wilayah.
Hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan, mengurangi ketersediaan air untuk pertanian.
"Tanaman membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dengan baik, dan kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen," tulis Kementan.(*/CNBC Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: