BPS OKI Bocorkan Cara Menghitung Angka Kemiskinan, ini Tekniknya

BPS OKI Bocorkan Cara Menghitung Angka Kemiskinan, ini Tekniknya

Anugrahani Prasetyo. --

GKM dilihat dari kebutuhan seseorang yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita. Paket harian ini seperti dari jenis bahan baku padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak.

Sementara GKNM merupakan kebutuhan di luar makanan. Hal ini dapat berupa perumahan, sandang, pendidikan, serta kesehatan. Diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

BACA JUGA:Cakades di OKI Jalani Tes Urine, ini Jumlahnya

2. P1, atau indeks kedalaman kemiskinan, 

Caranya dengan melihat rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan bahwa jika P1 semakin tinggi, maka angka kemiskinan penduduk juga semakin jauh dari rata-rata pengeluaran penduduk per kapita. Sebaliknya, semakin kecil nilai indeks maka semakin mendekati garis kemiskinan.

3. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2).

Cara ketiga dengan melihat keparahan kemiskinan dengan kode P2. Hitungannya adalah rata-rata dari kuadrat selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

BACA JUGA:Mutasi Kodim 0402 OKI, Kapten Safaruddin Jabat Danramil Pedamaran

Dengan begitu, keparahan kemiskinan dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Jika nilai indeks semakin tinggi, semakin tinggi juga ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Hani menambahkan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach untuk mengukur tingkat kemiskinan di OKI. 

"Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan," ujar dia.

Hani juga menyampaikan bahwa Kabupaten OKI salah satu daerah yang mengalami penurunan angka kemiskinan signifikan di tahun 2022 lalu. Menurutnya, angka perubahan penurunan tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan pemerintah daerah dalam upaya penurunan kemiskinan di suatu wilayah. 

BACA JUGA:BKPP OKI Perpanjang Pengisian Berkas Online PPPK Guru

“Penurunan 1,45 persen tergolong penurunan yang cukup tinggi, terutama diantara Kabupaten kota lainnya di Sumsel sehingga secara urutan Kabupaten OKI turun peringkat dari urutan ke 4 termiskin menjadi urutan ke-5 di Sumsel,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: