Masjid Al-Falah Tanjung Batu Ogan Ilir, Dibangun Abad ke-13 oleh Patih Kesultanan Palembang

Masjid Al-Falah Tanjung Batu Ogan Ilir, Dibangun Abad ke-13 oleh Patih Kesultanan Palembang

Masjid Al-Falah Tanjung Batu. foto: hetty arnita sumeks.co--

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Masjid Al-Falah Tanjung Batu yang terletak di RT 1 Kelurahan/Kecamatan Tanjung Batu,  Kabupaten OGAN ILIR, Sumsel, merupakan salah satu Masjid tertua. Tak hanya di Kabupaten OGAN ILIR, bahkan di Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagai masjid tertua, Masjid Al-Falah Tanjung Batu sangat kental dengan nilai-nilai sejarah. Terutama, perkembangan agama Islam di Desa Tanjung Batu pada zaman dulu.

Konon kabarnya, Masjid Al-Falah Tanjung Batu ini dibangun oleh seseorang bernama Abdul Hamid atau Usang Sungging. Dia merupakan Patih di Kesultanan Palembang, yang melarikan diri ke Desa Tanjung Batu.

Tidak ada yang tahu persis kapan masjid ini mulai dibangun. Akan tetapi, berdasarkan cerita para tetua di Kecamatan Tanjung Batu, menyebutkan bahwa Abdul Hamid merancang dan membangun masjid ini pada kurun waktu di sekitar tahun 1300 Masehi atau abad ke-13. 

BACA JUGA:Semarak Ramadan di Masjid Raya Citra Grand City Palembang

Di tanah tempat berdirinya masjid ini awalnya sudah berdiri rumah ibadah, namun kondisinya jauh dari kelayakan. Melihat kondisi tersebut, dan atas dukungan para penduduk kampung Abdul Hamid yang sudah dianggap sebagai ulama, terpanggil untuk membenahinya. 

Berbekal kepandaiannya dalam membuat rancang bangun dan membuat ukiran serta lukisan, maka dia mendesain bangunan masjid yang baru dan lebih indah dibandingkan bangunan sebelumnya.

Pada awalnya, masjid ini dibangun dengan menggunakan bahan kayu. Saat proses pembangunan inilah penduduk kembali ditakjubkan oleh keahlian Abdul Hamid, dimana dia bisa meratakan kayu dan hasil yang dikenal dengan istilah umang tidak putus hingga bermeter-meter.

Masjid ini terletak di tengah-tengah dusun dan juga diantara dua jalan utama kelurahan. Satu pintu masuknya terletak di sisi jalan darat, dan pintu satunya terletak di sisi jalan laut. Penduduk setempat mengistilahkannya demikian, karena letak lintasan dari jalan dimaksud. 

BACA JUGA:Masjid Taqwa Milik Pemprov Sumsel ini Sediakan Iftar Selama Bulan Ramadan

Jalan darat melintasi rumah penduduk yang berbatasan langsung dengan bagian hutan (yang oleh penduduk kampung disebut bagian darat), sedangkan jalan laut karena melintasi rumah penduduk yang berbatasan dengan sungai (yang disebut bagian laut).

Dalam perkembangannya, Masjid Al-Falah Tanjung Batu ini sudah mengalami renovasi. Sekarang hampir 90 persen wujud bangunannya telah diganti dari semen. Beredar pula cerita, bahwa di bagian kubah masjid ada potongan tangan Abdul Hamid. Karena itulah, bagian ini tidak pernah direnovasi.

Masjid Al-Falah Tanjung Batu ini difungsikan oleh penduduk untuk kegiatan ibadah sehari-hari. Baik itu untuk salat, jumatan, salat hari raya, memberikan pengumuman jika ada warga kampung yang meninggal dunia, maupun untuk kegiatan keagamaan lainnya.

Khusus di bulan Ramadan, pengurus Masjid Al-Falah Tanjung Batu ini setiap malam menggelar Salat Tarawih dan witir sebanyak 23 rakaat. Pelaksanaan Salat Tarawih dan witir ini, diimami dan dikhalifahi petugas yang berbeda-beda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: