Keistimewaan Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang Memiliki 33 Air Terjun dan 26 Situs Menhir

Keistimewaan Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang Memiliki 33 Air Terjun dan 26 Situs Menhir

Hamparan tanaman teh di kaki Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. -Rappi-

PALEMBANG, SUMEKS.CO – Provinsi Sumatra Selatan,  saat ini terdiri dari 17 kabupaten/kota. Penambahan sejak otonomi daerah, diperbolehkan melakukan pemekaran wilayah

Daerah baru tersebut diantaranya, Kota Pagaralam yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Kota Pagaralam dibentuk berdasarkan Undang–Undang Nomor 8 Tahun 2001 (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4115).

Memiliki luas sekitar 633,66 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 126.181 jiwa dan kepadatan penduduk sekitar 199 jiwa per kilomter persegi.

BACA JUGA:Tiga Curug di Kota Pagaralam yang Bisa Dikunjungi Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Kota Pagaralam terkenal sebagai tempat wisata alam dan penghasil kopi dan teh. Dari Kota Palembang berjarak sekitar 298 Km.

Sejarah Kota Pagaralam

Sejarah mencatat bawah Kota Pagaralam dulunya dikenal dengan daerah Pesemah. Sebuah wilayah yang tidak masuk dalam jajahan Hindia Belanda.

Dikutip dari laman pagaralamkota.go.id, operasi-operasi militer Belanda untuk menaklukkan Pasemah sendiri berlangsung lama, dari 1821 sampai 1867.

Budayawan Sumatra Selatan, Johan Hanafiah, dalam sekapur sirih buku “Sumatra Selatan Melawan Penjajah Abad 19” menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan Abad 19, berlangsung hampir 50 tahun lamanya.

BACA JUGA:Desa Wisata Tebat Lereh Kota Pagaralam Satu-satunya Wakil Sumsel yang Jadi Pemenang ADWI 2022

Awalnya orang-orang luas, khususnya orang Eropa, tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah.

Orang Inggris, seperti Thomas Stamford Rafless, pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa (1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar (1817-1824) menyebutnya dengan Passumah.

Dalam The British History in West Sumatra ditulis John Bastin, disebutkan bahwa bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah Passumah, pernah menyerang distrik Manna-(salah satu nama kota di Bengkulu selatan- tahun 1797.

Pada 1818, Inggris mengalami dua malapetaka di daerah-daerah selatan yakni perang dengan orang-orang Passumah dan kematian-kematian karena penyakit cacar.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Penumpang di Bandara Atung Bungsu Pagaralam Masih Normal

Pemakaian nama Passumah sebagaimana digunakan oleh orang Inggris tersebut rupanya sudah pernah pula muncul pada laporan orang Portugis.

Nama Pasemah yang kini dikenal sebetulnya adalah lebih karena kesalahan pengucapan orang Belanda, demikian menurut Mohammad Saman, budayawan dan sesepuh Besemah.

Adapun pengucapan yang benar adalah Besemah, sebagaimana masih digunakan oleh penduduk yang bermukim di Pagaralam Suku Besemah.

Suku Besemah sering disebut sebagai suku yang suka damai, tetapi juga suka perang (Vrijheid lievende en oorlogzuchtige bergbewoners) adalah suku penting yang terdapat di Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Promosi Pagaralam Lewat Film KOMA

Pada zaman sebelum Masehi (SM), di peta yang dibuat Muhammad Yamin, belum tampak nama suku-suku lain yang tercantum, kecuali Suku Besemah.

Local Jenius Suku Besemah, sebagai salah satu pemilik kebudayaan Megalitikum, disebut suku yang memiliki local genius. Tetapi sayang, tidak diwariskan kepada anak-cucu keturunannya.

Mengenai asal-usul suku Besemah, hingga saat ini belum terlalu jelas. Hanya ada cerita-cerita yang bersifat legenda atau mitos, yaitu mitos Atung Bungsu.

Atung Bungsu disebutkan salah satu di antara 7 anak ratu-Raja Majapahit- yang melakukan perjalanan menelusuri Sungai Lematang dan akhirnya bermukim di Dusun Benuakeling.

BACA JUGA:Harga Sayuran di Pagaralam Melonjak, Cabai Setan Tembus Rp80 Ribu

Atung Bungsu menikah dengan Putri Ratu Benua Keling, Senantan Buih, Kenantan Buih.

Melalui keturunannya, Bujang Jawe (Puyang Diwate), Puyang Mandulike, Puyang Sake Semenung,  Puyang Sake Sepadi, Puyang Sake Seratus, dan Puyang Sake Seketi yang menjadikan penduduk Jagat Besemah.

Letak Geografis Kota Pagaralam

Kota Pagaralam secara geografis berbatasan dengan wilayah :

BACA JUGA:Libur Sekolah, Objek Wisata di Pagaralam Ramai Pengunjung

  • Utara : Kabupaten Lahat
  • Timur : Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim
  • Selatan : Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu
  • Barat : Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang

Kondisi Tanah

Keadaan tanah di Kota Pagar Alam berasal dari jenis latosol dan andosol dengan bentuk permukaan bergelombang sampai berbukit.

Dilihat dari kelasnya, tanah di daerah ini pada umumnya adalah tanah yang mengandung kesuburan yang tinggi, kelas 1.

Buktinya, Kota Pagar Alam menjadi penghasil sayur-mayur, buah-buahan, dan merupakan salah satu subterminal agribisnis di Provinsi Sumatra Selatan.

BACA JUGA:Pemkot Pagaralam Akan Perlebar Jalur ke Puncak Rimau Gunung Dempo

Data Demografi 

Kecamatan Dempo Selatan

  • Luas Wilayah : 239,08 Km2
  • Jumlah Penduduk : 11.734 jiwa

Kecamatan Dempo Tengah

  • Luas Wilayah : 151,96 Km2
  • Jumlah Penduduk : 12.850 jiwa

Kecamatan Dempo Utara

  • Luas Wilayah : 123,98 Km2
  • Jumlah Penduduk : 20.490 jiwa

Kecamatan Pagaralam Selatan

  • Luas Wilayah : 63,17 Km2
  • Jumlah Penduduk : 47.976 jiwa

BACA JUGA:Pemkot Pagaralam akan Bangun Lapangan Golf dan Resort

Kecamatan Pagaralam Utara

  • Luas Wilayah : 55,47 Km2
  • Jumlah Penduduk : 40.812 jiwa

Kecamatan Kota Pagaralam

  • Luas Wilayah : 633,66 Km2
  • Jumlah Penduduk : 133.862 jiwa

Sektor Pariwisata

Kota Pagar Alam mempunyai potensi wisata yang sangat kaya, selain wisata alam, terdapat juga lokasi-lokasi purbakala.

Setidaknya terdapat 33 air terjun dan 26 situs menhir (batu tunggal) yang sudah tercatat.

BACA JUGA:Majukan Pariwisata, Wako Pagaralam Temui Sandiaga Uno

Objek wisata yang ada di Kota Pagaralam diantaranya :

  • Batu Gong
  • Perkebunan Teh Lereng Dempo
  • Sungai Lematang Indah
  • Air Terjun Curup Embun
  • Air Terjun Curup Mangkok
  • Air Terjun Curup Tujuh Kenangan
  • Arca Manusia Purba (Megalithikum)
  • Danau Tebat Gheban Tebat Libagh (Lebar)
  • Danau Rimba Candi
  • Hutan Anggrek

BACA JUGA:Sayuran Asal Pagaralam Aman, Penggunaan Pestisida Masih dalam Ambang Batas Normal

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk kota ini mengalami peningkatan yang sangat drastis.

Pada tahun 2000 hanya 112.025 jiwa, pada sepuluh tahun kemudian berpopulasi lebih kurang 126.363 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,22%.

Penduduk kota Pagar Alam terdiri dari berbagai suku bangsa. Selain penduduk asli Suku Besemah, ada Suku Jawa, Suku Minang, Suku Batak, Orang Peranakan, Arab-Indonesia, dan India-Indonesia.

Lembaga Pendidikan

Perguruan Tinggi Swasta :

  • Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
  • Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pagaralam
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lembah Dempo Pagaralam

BACA JUGA:Wisata Kereta Gantung Pagaralam Segera Terealisasi

Transportasi

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Pagaralam, selain jalan darat, sudah bisa melalui jalur udara.

Kota Pagaralam memiliki Bandara Atung Bungsu yang terletak di Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan Dempo Selatan.

Bandara ini telah melayani penerbangan tujuan Pagaralam – Palembang, Pagaralam – Bengkulu dan Pagaralam – Jakarta.

Ada dua maskapai yang resmi mengudara yakni Susi Air untuk rute Pagaralam – Palembang dan Pagaralam – Bengkulu (sebaliknya) serta Aviastar uUntuk rute Pagaralam – Jakarta dan sebaliknya.

BACA JUGA:Pagaralam Masuk Nominasi Literasi Digital

Produk Lokal

Kota Pagaralam telah memproduksi air mineral kemasan merk ARPA (Air Pagar Alam) diproduksi oleh PT Ayek Besemah.
Merupakan air minum dalam kemasan dan murni dari mata air Gunung Dempo.

Itulah data tentang Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan yang hingga saat ini semakin menarik untuk dikunjungi.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: