Belajar Mengasihi Sesama dari Kisah Orang Samaria

 Belajar Mengasihi Sesama dari Kisah Orang Samaria

Gereja Santo Petrus Palembang--

(Menyambut Hari Raya Natal tahun 2022)

Oleh: Dr LR Retno Susanti (Gereja Santo Petrus Palembang)

KISAH ORANG SAMARIA YANG BAIK

“Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia mengeluarkan dua dinar dan memberikannya kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 

BELAJAR MENGASIHI SESAMA DARI KISAH ORANG SAMARIA

Mengapa seorang Samaria seorang asing, tidak murni, seorang “non-pribumi” yang sangat dipandang hina oleh orang Yahudi, dan mereka pun sangat membenci orang Yahudi justru datang mendekat dan menyelamatkan si korban kejahatan yang sedang tergeletak itu? Jelas di sini bahwa orang Samaria ini memandang orang Yahudi korban kejahatan itu sebagai sesamanya yang membutuhkan pertolongan nyata.

BACA JUGA:Pele Dirawat di RS Albert Einstein, Keluarga Putuskan Natalan di Rumah Sakit

Cintakasih yang sejati berupaya melakukan kebaikan kepada setiap orang, tanpa menimbang-nimbang status dlsb.  tanpa pamrih! Sebagian orang Yahudi membatasi definisi “sesama” sebagai sesama orang Yahudi saja. Bukankah kita juga sering begitu? Kita mencintai dan menolong orang-orang yang dekat kepada kita, namun memalingkan muka kita kearah lain apabila kita berhadapan dengan orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan kita.

Kasih kepada sesama manusia menuntut suatu kemauan untuk menolong orang lain, walaupun orang itu telah menyusahkan dirinya sendiri lewat kesalahannya sendiri.

Kita dituntut untuk mengasihi penderita HIV-AIDS, penderita kecanduan narkoba, juga seorang terpidana yang sedang menantikan hukuman mati karena perbuatan jahatnya membunuh orang lain. Kita juga dituntut untuk mengampuni siapa saja yang pernah bersalah dan menyusahkan hidup kita.

Kita sebagai bangsa memiliki tanah air Indonesia adalah anugerah Tuhan bagi kita, negara yang majemuk atau multikultur. Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa, terdapat kurang lebih 17.504 pulau yang termasuk dalam kedaulatan NKRI. Selain itu, ada sekitar 742 bahasa daerah yang digunakan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:Pengamanan Nataru, Polres Muara Enim Turunkan 456 Personel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: