Alami Kenaikan Inflasi di September, Pemprov Sumsel Optimis Kendalikan Lewat Operasi Pasar

Alami Kenaikan Inflasi di September, Pemprov Sumsel Optimis Kendalikan Lewat Operasi Pasar

Supriono didampingi kepala BI Erwin (kiri) dan kadisdag Sumsel ahmad rizali (kanan) saat preskon kepada awak media di hotel Arya duta palembang, senin 10 Oktober 2022. Foto: edy/sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Inflasi Provinsi Sumsel saat ini menyentuh angka 6,7 persen. Hal ini disebabkan naiknya harga BBM pada bulan September lalu yang berimbas pada harga bahan pokok dan transportasi. 

Mengatasi hal tersebut, Pemprov Sumsel melakukan operasi pasar di 17 Kabupaten dan kota.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Sumsel berada di atas inflasi nasional yakni sebesar 5,95 persen. Kendati, Pemprov Sumsel tetap memastikan bahwa hal tersebut masih terkendali.

Sekretaris Daerah, SA Supriono mengatakan, pemicu inflasi pada September 2022 adalah kelompok transportasi, lantaran adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

BACA JUGA:September, IHK Sumsel Alami Inflasi

Berbagai upaya yang telah dilakukan, antara lain pelaksanaan pasar murah, operasi pasar beras di 30 lokasi sejak 2 Oktober lalu, optimalisasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, serta perluasan lahan komoditas hortikultura. 

"Kita sudah mengupayakan untuk menekan laju inflasi. Dan itu masih bisa dikendalikan," ungkap Supriono saat menghadiri rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel, di Hotel Arya Duta, Senin 10 Oktober 2022.

Sementara, Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel, Erwin Soeriadimadja mengungkapkan, pihaknya menargetkan besaran inflasi Sumsel bisa kembali berada di tiga plus satu yakni di koridor awal pada Semester II 2023 mendatang.

"Kita memproyeksikan hingga awal 2023 inflasi bisa mencapai tiga plus satu," ujarnya.

BACA JUGA:Dukung Operasi Pasar, BI Optimis Inflasi di Sumsel Stabil

Lanjutnya, selama sisa waktu dua bulan terakhir ini, TPID pun bakal melaksanakan berbagai kegiatan, seperti optimalisasi Kerja sama Antar Daerah (KAD), perluasan implementasi digital farming baik di sisi hulu maupun hilir, serta melanjutkan pelaksanaan pasar murah. 

"Sudah kita lakukan operasi pasar di 17 kota dan kabupaten di Sumsel, harapan kita itu dapat membantu menurunkan kembali inflasi seperti diawal," tandasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: