1.Pola Komunikasi Interpersonal Mudir Dengan Ustaz Di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang
Dalam analisis komunikasi interpersonal antara mudir dan ustaz di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang, beberapa aspek kunci dapat diperhatikan, termasuk gaya komunikasi, bahasa tubuh, dan tone yang digunakan dalam berbagai kontek.
a.Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi dapat bervariasi berdasarkan kepribadian individu, latar belakang budaya, situasi, dan tujuan komunikasi.
Gaya yang efektif membantu memperjelas pesan, membangun hubungan yang baik, dan mencapai tujuan komunikasi dengan lebih efisien (Sembodo dkk., 2022).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2024, mudir pesantren menggambarkan hubungan komunikasinya dengan para ustaz sebagai hierarkis, di mana ia memegang otoritas tertinggi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pesantren.
Komunikasi antara mudir dan ustaz cenderung formal, dengan penggunaan bahasa yang sopan dan terstruktur, yang mencerminkan penghormatan terhadap posisi dan pengetahuan masing-masing.
Dalam memberikan arahan, mudir sering menggunakan gaya instruktif, menyampaikan petunjuk yang jelas mengenai pelajaran dan kegiatan pesantren.
Ustaz-ustaz menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan terhadap mudir dengan menerima dan menjalankan instruksi tersebut dengan baik.
Contoh konkret dari gaya komunikasi ini terlihat dalam persiapan kegiatan besar, di mana mudir memberikan arahan rinci tentang persiapan dan pelaksanaan acara, memastikan bahwa setiap ustaz memahami peran dan tanggung jawab mereka sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan sukses.
Dari wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat dinyatakan bahwa:
1) Hierarkis: Komunikasi antara mudir dan ustaz cenderung hierarkis, di mana mudir memegang otoritas tertinggi. Ustaz menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan terhadap mudir.
2) Formal: Gaya komunikasi seringkali formal, dengan penggunaan bahasa yang sopan dan terstruktur. Ini mencerminkan penghormatan ustaz terhadap posisi dan pengetahuan mudir.
3) Instruktif: Mudir sering menggunakan gaya instruktif, memberikan arahan dan petunjuk yang jelas mengenai pelajaran dan kegiatan pesantren. Ustaz lebih bersifat reseptif dan mengikuti instruksi tersebut.
b.Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi karena dapat menambah makna, memperkuat pesan verbal, atau bahkan bertentangan dengan apa yang dikatakan secara lisan.