Pola komunikasi yang diterapkan oleh Kiai terdiri dari komunikasi verbal, instruksional, personal, dan intrapersonal. Kedekatan antara Kiai dan santri semakin intens dengan diterapkannya interaksi sosial.
Dampak dari interaksi dan komunikasi Kiai terhadap santri sangat terasa, terutama dalam peningkatan akhlak santri, kemampuan berkomunikasi yang baik, ketaatan pada aturan pesantren, dan koordinasi kegiatan rutin santri (Ramdan & Usman, 2021).
Dengan demikian, pola komunikasi interpersonal antara Kiai dan santri tidak hanya menciptakan hubungan yang erat antara keduanya, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan pribadi dan sosial santri.
Pada penelitian yang berjudul Pola Komunikasi Kiai dengan Santri Alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya.
Temuan utama menunjukkan bahwa bahwa di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, terdapat pengembangan sistem komunikasi yang terdiri dari pola komunikasi linear dan circular.
Pola komunikasi ini melibatkan interaksi antara Kiai dan santri, serta antara Kiai dan alumni.
Komunikasi antara Kiai dan santri terutama melalui pola komunikasi yang mirip dengan hubungan orang tua dan anak-anak, di mana Kiai bertindak sebagai teladan.
Sedangkan komunikasi antara Kiai dan alumni cenderung bersifat instruksional, dengan tujuan untuk memperkuat solidaritas alumni dalam mewujudkan visi dan misi pesantren dalam penyebaran dakwah (Sanusi, 2019).
Dengan demikian, pola komunikasi interpersonal di pesantren ini tidak hanya memengaruhi hubungan antara Kiai dan individu lainnya.
Tetapi juga memainkan peran penting dalam pembentukan identitas, nilai-nilai, dan tujuan bersama dalam konteks pesantren.
Begitu juga dalam penelitan yang berjudul Strategi Komunikasi Kiai dalam Membangun Komitmen Guru di Pesantren Nabil Husein Samarinda.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa Kiai di Pesantren Nabil Husein Samarinda telah berhasil menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan Pesantren khususnya dalam membangun komitmen guru.
Hal tersebut dapat dicapai melalui strategi komunikasi edukatif-persuasif (Muadin & Zamroni, 2020). Dengan demikian, pola komunikasi interpersonal antara Kiai dan para guru menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif di pesantren.
Komunikasi yang efektif membantu membangun kepercayaan, kesadaran, dan komitmen yang kuat di antara anggota pesantren, yang pada gilirannya akan mendukung keberhasilan kepemimpinan Kiai dalam mencapai tujuan pesantren.
Persamaan penelitian yang berjudul pola komunikasi interpersonal antara mudir dan ustaz di pondok pesantren darul hadits palembang dengan tiga penelitian sebelumnya adalah sama-sama ingin mendeskripsikan pola komunikasi interpersonal.
Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada fokus penelitiannya yaitu pola komunikasi interpersonal antara mudir dan ustaz di pondok pesantren darul hadits palembang.