Memahami dan menginterpretasikan bahasa tubuh dapat membantu dalam memahami perasaan dan niat seseorang secara lebih mendalam (Maimunah & Prihartanto, 2024).
Saat mengamati interaksi antara Mudir dan Ustaz pada tanggal 18 Mei 2024, terlihat jelas perbedaan bahasa tubuh yang mencerminkan peran dan otoritas masing-masing.
BACA JUGA:Ratu Dewa Dorong Ponpes Minhajul Aulia Adopsi Kurikulum Kekinian
Mudir seringkali memilih berdiri atau duduk di posisi yang lebih tinggi, menunjukkan posisinya sebagai pemimpin yang memiliki otoritas. Kontak mata Mudir yang tegas semakin mengukuhkan rasa percaya diri dan kepemimpinannya.
Dalam berkomunikasi, gestur Mudir juga mantap dan tegas, menggarisbawahi setiap poin yang disampaikannya dengan kuat.
Di sisi lain, Ustaz menunjukkan sikap yang penuh penghormatan melalui bahasa tubuhnya. Dia cenderung menundukkan kepala atau memilih posisi yang sedikit lebih rendah dibandingkan Mudir.
Selain itu, Ustaz menghindari kontak mata langsung yang berkepanjangan sebagai bentuk penghormatan, dan gestur yang digunakannya lebih sederhana dan kurang dominan.
Observasi ini menegaskan perbedaan cara mudir dan ustaz mengekspresikan peran dan kedudukan mereka melalui bahasa tubuh.
Dari hasil observasi tersebut dapat dinyatakan bahwa:
1) Posisi dan Gerakan: Mudir seringkali berdiri atau duduk di posisi yang lebih tinggi atau pusat, menandakan otoritasnya. Ustaz mungkin menundukkan kepala atau menjaga posisi yang sedikit lebih rendah sebagai tanda penghormatan.
2) Kontak Mata: Mudir menggunakan kontak mata yang tegas untuk menunjukkan kepercayaan diri dan kepemimpinan. Ustaz, di sisi lain, menghindari kontak mata langsung yang berkepanjangan, sebagai bentuk penghormatan.
3) Gestur: Mudir menggunakan gestur yang mantap dan tegas ketika berbicara. Ustaz menunjukkan gestur yang lebih sederhana dan kurang dominan.
c. Tone (Nada Suara)
Nada suara memainkan peran penting dalam komunikasi karena dapat menambah atau mengubah makna kata-kata yang diucapkan, membantu menyampaikan emosi, sikap, dan intensi pembicara, serta mempengaruhi respons dan reaksi pendengar (Humam Ramadhan dkk., 2023).
Dalam observasi interaksi antara mudir dan ustaz pada tanggal 18 Mei 2024, tampak jelas perbedaan nada suara yang digunakan sesuai dengan konteks komunikasi.