1) Rapat dan Pertemuan Resmi: Komunikasi dalam konteks formal seperti rapat sangat struktural. Mudir mendominasi pembicaraan, memberikan arahan dan keputusan. Ustaz mendengarkan dengan seksama dan memberikan respon yang diperlukan.
2) Kegiatan Pengajaran: Dalam konteks pengajaran, mudir memberikan penjelasan mendalam tentang materi pelajaran, sementara ustaz mengajukan pertanyaan atau meminta klarifikasi dengan cara yang sopan.
3) Interaksi Sehari-hari: Dalam interaksi sehari-hari, seperti di ruang makan atau di luar waktu belajar formal, komunikasi menjadi lebih santai, tetapi hierarki tetap dijaga dengan ustaz menunjukkan penghormatan yang konsisten terhadap mudir.
e. Pengaruh Budaya dan Nilai Agama
Secara keseluruhan, pengaruh budaya dan nilai agama dalam komunikasi sangat kompleks dan mendalam, membentuk tidak hanya cara pesan disampaikan, tetapi juga bagaimana pesan tersebut dipahami dan direspon.
Memahami dan menghargai perbedaan ini adalah kunci untuk berkomunikasi secara efektif dalam konteks multikultural (Sittio A, 2019).
Dalam observasi yang dilakukan pada tanggal 18 Mei 2024, terlihat jelas bagaimana budaya pesantren dan nilai-nilai keagamaan mempengaruhi pola komunikasi antara ustaz dan mudir.
Adab dan etika sangat ditekankan dalam interaksi sehari-hari, di mana ustaz selalu menunjukkan sikap tawadhu' dan ihtiram kepada mudir.
Ketika berkomunikasi, bahasa yang digunakan oleh ustaz sarat dengan nilai-nilai keislaman dan kesopanan, mencerminkan penghormatan yang mendalam.
Misalnya, dalam percakapan, ustaz selalu menggunakan sapaan yang sopan dan berbicara dengan nada rendah hati. Pola komunikasi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai pesantren dan ajaran agama Islam diterapkan secara nyata dalam hubungan antarindividu di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang.
Dari hasil observasi tersebut dapat dinyatakan bahwa:
1) Budaya Pesantren: Budaya pesantren yang menekankan adab (etika) dan penghormatan kepada guru mempengaruhi pola komunikasi. Bahasa yang digunakan seringkali mencerminkan nilai-nilai keislaman dan kesopanan.
2) Nilai Keagamaan: Nilai-nilai keagamaan seperti tawadhu' (rendah hati) dan ihtiram (penghormatan) sangat tercermin dalam cara ustaz berkomunikasi dengan mudir.
BACA JUGA:Konflik Intern-Beragama: NU & Muhammadiyah terhadap Salafi-Wahabi
BACA JUGA:Lagi Santer, Kalangan Wahabi Salafi Banyak Merebut Masjid NU dan Muhammadiyah?
Pola komunikasi interpersonal antara mudir dan ustaz di Pondok Pesantren Darul Hadits Palembang mencerminkan struktur hierarkis dan nilai-nilai keagamaan yang kuat.