WAJIB Nonton Film Nyanyi Sunyi dalam Rantang, Jangan Nonton di Rebahin dan LK21 ya Gays, Bahaya!

WAJIB Nonton Film Nyanyi Sunyi dalam Rantang, Jangan Nonton di Rebahin dan LK21 ya Gays, Bahaya!

Nyanyi Sunyi dalam Rantang” garapan Garin Nugroho resmi tayang di bioskop Indonesia. Hindari situs ilegal seperti Rebahin dan LK21 karena berbahaya!--

Diektahui, Ratusan orang memadati ruang teater CGV Grand Indonesia pada Jumat malam, 10 Mei 2025, untuk menyaksikan gala premier film Nyanyi Sunyi dalam Rantang (Whispers in the Dabbas), sebuah karya terbaru dari sutradara ternama Garin Nugroho

Antusiasme tinggi tampak dari membludaknya penonton, hingga sebagian harus rela menunggu di luar karena keterbatasan tempat duduk.

Tidak seperti gala premier film komersial pada umumnya, kehadiran penonton malam itu dilatari oleh kepedulian terhadap isu sosial dan hukum. 

Film ini mengangkat tema penegakan hukum dan pencegahan korupsi di Indonesia, menjadikannya lebih dari sekadar hiburan: ia hadir sebagai bentuk pendidikan warga negara dan media refleksi kolektif terhadap kondisi hukum di Tanah Air.

KPK: Film Sebagai Medium Pencegahan Korupsi

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto, dalam sambutannya di acara tersebut, menyampaikan harapannya agar film ini mampu menyentuh kesadaran publik secara lebih mendalam dibandingkan pendekatan konvensional. 

BACA JUGA:Masih Nonton di Rebahin dan LK21? Waktunya Move On, Banyak Ancaman Hacker Nunggu di Sana

BACA JUGA:Rebahin Ganti Domain Lagi! Jangan Korbankan Data Pribadi Demi Nonton Gratisan, Ini Solusinya

Ia menekankan bahwa Nyanyi Sunyi dalam Rantang merupakan bagian dari Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang berani memilih media seni sebagai sarana penyadaran.

“Dengan adanya film ini, kita menontonnya bersama dan bisa masuk ke alam bawah sadar kita. Film ini juga menjadi bagian dari otokritik terhadap diri kita masing-masing, sebagai koreksi apa yang sudah kita kerjakan untuk kebaikan di masa depan,” ujar Setyo.

Ia juga mendorong agar seluruh kementerian, lembaga, BUMN, hingga pemerintah daerah dapat menggunakan film ini sebagai sarana internalisasi nilai-nilai integritas.

“Harus diberdayakan untuk bisa melihat film ini. Mulai dari unit pusat hingga struktural paling bawah di daerah perlu melaksanakan nonton bareng. Saya ingin semua pihak memeriahkan film ini,” imbuhnya.

Menurut Setyo, pencegahan korupsi tidak hanya bisa dilakukan lewat penindakan atau regulasi, tetapi juga melalui pendekatan kultural yang menyentuh sisi emosional dan moral masyarakat.

Film, sebagai bagian dari seni, menjadi medium efektif untuk membangkitkan empati dan kesadaran kolektif.

Sutradara Garin Nugroho menyampaikan bahwa film ini adalah upaya untuk menghadirkan pendidikan warga negara melalui bahasa seni.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait