Tahun Ini Haji Akbar, Menag: Apa Saja Keistimewaannya?

-Pahala hingga 70 kali lipat dari haji biasa

-Doa para jamaah haji lebih mustajab, terutama jika disertai dengan keikhlasan dan tidak egois

-Kesempatan spiritual luar biasa untuk menjadi manusia baru yang lebih taat dan bermanfaat

-Momentum doa kolektif lebih dari 4 juta orang, yang menurut hadits, jika 40 orang berdoa bersama dalam kebaikan, maka akan dikabulkan oleh Allah

“Jangan egois saat berdoa di Tanah Suci. Jangan hanya untuk diri sendiri dan keluarga. Doakan bangsa, para pemimpin, umat Islam seluruh dunia, yang hidup dan yang mati, doa juga untuk Palestina,” Pesan Prof. H Nasaruddin.

Haji Mabrur Tak Hanya Selesai di Tanah Suci

Prof. Nasaruddin juga menekankan bahwa haji mabrur bukan hanya tentang memenuhi rukun dan syarat haji, tetapi bagaimana karakter dan perilaku seseorang setelah kembali ke tanah air.

Makbul belum tentu mabrur. Haji mabrur itu tercermin dalam ibadah sosialnya yang nyata, menjauh dari maksiat, disukai malaikat, dan menjadi teladan di masyarakat.

BACA JUGA:Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025, Layanan di Arab Saudi Hampir Final

BACA JUGA:Dekati Musim Haji, Jemaah Umrah ke Saudi Resmi Ditutup

''Tugas kita di Kemenag adalah membantu merawat haji agar tetap mabrur. Maka penting adanya manasik paska haji,” jelasnya.

Manasik Jangan Hanya Fokus pada Fikih

Prof. Nasaruddin juga mengkritisi bahwa buku-buku manasik saat ini terlalu terfokus pada hukum dan ritual tanpa menggali makna ruhaniah dari ibadah haji.

“Ibadah haji itu bukan hanya fikih. Haji sudah dimulai sejak Nabi Adam. Bahkan malaikat pun bertawaf di Ka’bah. Maka manasik harus membentuk manusia baru yang lebih berakhlak, bukan hanya penghafal syarat dan rukun haji,” katanya.

Indonesia Diberkahi: Jamaah Tertib, Biaya Turun, Kuota Naik

Sumber: