Dekadensi Moral dan Kesehatan Mental di Era Masyarakat 5.0

Dekadensi Moral dan Kesehatan Mental di Era Masyarakat 5.0 --
Dalam konteks lain, tumbuhnya profesi live streamer juga menjadi salah satu contoh bagaimana meningkatnya dekadensi moral dapat muncul di era digital ini.
Demi popularitas dan penghasilan, beberapa individu rela melakukan hal-hal ekstrem atau tidak etis di depan kamera, seperti menampilkan konten vulgar, mengglorifikasi kekerasan, atau bahkan mengeksploitasi diri sendiri dan orang lain.
Di beberapa kota di Indonesia, marak konten tidak etis atau ekstrem yang dibuat demi popularitas dan penghasilan.
Contohnya, tarian provokatif di tempat umum, prank palsu (seperti rekayasa "hantu" di lokasi keramat), eksploitasi anak jalanan, aksi berbahaya seperti balap motor, hingga penyalahgunaan simbol budaya atau agama.
Motif utamanya adalah tekanan ekonomi dan keinginan meraih viralitas cepat, didorong algoritma platform yang mengutamakan sensasi dibandingkan etika dan moral.
Minimnya edukasi digital juga membuat sebagian creator mengabaikan norma kesopanan, keselamatan, atau hukum setempat, sehingga memicu protes masyarakat dan risiko hukum.
Dalam beberapa kasus, live streamer menggunakan tindakan kontroversial untuk menarik perhatian penonton, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap moralitas publik maupun kesehatan mental penonton.
Fenomena ini mencerminkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara keliru jika tidak diiringi dengan kesadaran moral yang kuat.
Ketergantungan pada teknologi juga memicu fenomena “dehumanisasi”, di mana empati dan hubungan antarindividu tereduksi menjadi sekadar "like" atau "share".
Norma-norma sosial yang sebelumnya menjadi panduan perilaku mulai terkikis oleh budaya instan yang mengedepankan popularitas dibandingkan integritas.
BACA JUGA:Pemerintah Indonesia Bidik Ekonomi Bawah Tanah, Game Online Jadi Objek Pajak Baru
Akibatnya, masyarakat menjadi lebih permisif terhadap perilaku yang merusak, seperti cyberbullying, manipulasi data, hingga eksploitasi digital.
Selain dekadensi moral, era ini juga memunculkan tantangan besar berupa “krisis di balik layar,” yang mengacu pada dominasi screen time dibandingkan green time terhadap kesehatan mental.
Screen time, atau waktu yang dihabiskan individu untuk menatap layar perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, komputer, dan televisi, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: