Dekadensi Moral dan Kesehatan Mental di Era Masyarakat 5.0

Dekadensi Moral dan Kesehatan Mental di Era Masyarakat 5.0 --
Di sisi lain, green time, yang merujuk pada waktu berinteraksi dengan alam seperti berjalan di taman, hiking, atau sekadar menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau, semakin terabaikan. Ketidakseimbangan ini mulai mengakibatkan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik individu, terutama di era digital yang serba cepat seperti sekarang.
Ekspektasi tinggi terhadap kesuksesan individu, yang sering kali diproyeksikan melalui media sosial, menciptakan tekanan psikologis yang tidak sehat.
Media sosial menjadikan kehidupan orang lain terlihat ideal dan penuh pencapaian, sehingga memicu fenomena "fear of missing out" (FOMO) atau ketakutan akan ketinggalan tren.
Fenomena ini sangat memengaruhi generasi muda yang cenderung membandingkan hidup mereka dengan apa yang mereka lihat di layar. Akibatnya, mereka sering kali merasa tidak cukup baik, tidak cukup sukses, atau tidak cukup bahagia. Kondisi ini memperbesar risiko gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan rendahnya rasa percaya diri.
Tingginya screen time juga berdampak pada kemampuan seseorang untuk menjalin koneksi sosial yang autentik. Interaksi tatap muka dan pengalaman emosional yang alami tergantikan oleh komunikasi online yang sering kali dangkal.
Selain itu, terlalu lama menatap layar dapat menyebabkan kelelahan mata, gangguan tidur akibat paparan cahaya biru, hingga pola hidup yang lebih sedentari, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan mental yang buruk.
Ketergantungan pada perangkat digital bahkan dapat mengisolasi individu dari dunia nyata, menciptakan perasaan kesepian meskipun mereka aktif secara virtual.
Sebaliknya, green time atau waktu yang dihabiskan di alam terbuka telah terbukti memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental. Menghabiskan waktu di ruang hijau dapat membantu menurunkan tingkat stres, meningkatkan konsentrasi, dan memperbaiki suasana hati.
Aktivitas di luar ruangan seperti berjalan-jalan di taman, piknik, atau sekadar duduk menikmati udara segar juga dapat merangsang produksi hormon endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan.
Studi bahkan menunjukkan bahwa paparan alam dapat membantu mengurangi gejala depresi ringan hingga sedang, memperbaiki kualitas tidur, dan meningkatkan rasa koneksi dengan lingkungan sekitar. Untuk menciptakan keseimbangan antara screen time dan green time di era Masyarakat 5.0, masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya manajemen waktu digital dan interaksi dengan alam.
Membatasi waktu penggunaan perangkat elektronik, menerapkan kebiasaan seperti "digital detox," dan meluangkan waktu untuk aktivitas luar ruangan dapat menjadi langkah awal yang efektif.
Selain itu, pemerintah dan komunitas lokal juga dapat berperan dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang mudah diakses oleh masyarakat, sehingga green time menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Keseimbangan antara screen time dan green time tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan mental individu, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis di tengah kemajuan teknologi.
Dengan memadukan manfaat teknologi dan keindahan alam, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga sehat secara emosional dan spiritual.
Penggunaan perangkat digital yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan tidur, kurangnya aktivitas fisik, dan penurunan interaksi sosial langsung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: