UIN Raden Fatah Palembang Menyongsong Era Society 5.0

UIN Raden Fatah Palembang, Menyongsong Era Society 5.0 --
Karena visi, misi, dan program berkorelasi langsung terhadap aktualisasi kurikulum, dimana asas-asas (filosofis, sosiologis, psikologis, dan organisatoris) dalam teks-ideal-kurikulum (ideal curriculum) sedapat mungkin dapat diterapkan atau diimplementasikan dalam kurikulum aktual (actual-curriculum) kegiatan akademik yang bersifat rutinitas.
Mutu atau kualitas pendidikan-UIN RF pun sangat bergantung pada sejauhmana adanya kemungkinan adanya kesenjangan (gap) antara kurikulum ideal dan kurikulum aktual itu.
Apabila kesenjangannya rendah, kualitas perkuliahan diharapkan sudah baik atau berkualitas.
Bila sebaliknya, dimana kesenjangannya tampak lebih tinggi, maka bermakna bahwa kualitas pelayanan akademik suatu perguruan tinggi atau universitas berpotensi berpredikat buruk buruk alias rendah.
Secara kuantitatif, barangkali, harus diakui misalnya predikat perguruan tinggi memperoleh Unggul dari BANPT, tetapi belum ada jaminan bahwa predikat Unggul (A) tersebut terlihat dalam implementasinya secara sistemik.
Oleh karena itu, secara kualitatif, dalam proses pelayanan akademik sebetulnya sangat kontradiktif mengingat adanya kesenjangan (gap) dengan predikat Unggul yang diperoleh tersebut.
BACA JUGA:KETAT, Inilah 10 Bakal Calon Rektor UIN Raden Fatah Palembang Periode 2025-2029
Mendiskusikan tentang pendidikan tinggi di era Society 5.0 yang berkorelasi dengan perubahan sistem pembelajaran/perkuliahan di era ini.
Era Revolusi sangat berkorelasi dengan kecakapan abad-ke 21 yang berkaitan dengan pemanfaatan produk teknologi yang berkembang pesat.
Oleh seba itu, bertalian dengan elemen sumber daya manusia (human-resources) dalam konteks pengelolaan pendidikan, sekurangnya perlu memperhatikan:
Pertama, para pendidik (dosen) di era society 5.0 perlu memiliki kecakapan abad ke-21 yang dikenal dengan istilah 6 C yakni: karakter (character), kewarganegaraan (citizenship), berfikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity), kolaborasi (collaboration), dan komunikasi (communication).
Salah satu ciri dari implementasi kecakapan 6 C dalam pembelajaran/perkuliahan di abad ke-21 adalah munculny aspek humanis dalam pendidikan, misalnya pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus pada peuasaan materi mata pelajaran semata (sumber: lp2m.um.ac.id/materi-seminar/diakses: 7/3/2025).
Pada abad ke-21, pelajar/mahasiswa diharapkan memiliki komptensi yang disebut kemampuan 6 (enam) literasi dasar: baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya dan kewarganegaraan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: