Pemeliharaan Jalan Tol Trans Sumatera Dipercepat, Demi Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2025

Pemeliharaan Jalan Tol Trans Sumatera Dipercepat, Demi Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2025

Perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera dipercepat menjelang arus mudik lebaran 2025.--

Lebih lanjut, Adjib menjelaskan bahwa pemeliharaan dilakukan di beberapa titik dengan keseluruhan target selesai di pertengahan Maret atau sekitar 15 hari sebelum mudik berlangsung. 

Secara teknis, pemeliharaan akan dilakukan pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan 22.00 WIB hingga 05.00 WIB setiap harinya. 

Selama proses pemeliharaan berlangsung, Hutama Karya menerapkan pengaturan skema lalu lintas dengan memasang rambu peringatan dari 1 kilometer sebelum titik lokasi pekerjaan.

"Karena adanya pekerjaan ini kami menghimbau kepada pengguna jalan agar dapat lebih berhati-hati selama periode ini dan menyesuaikan kecepatan saat melintas di area pemeliharaan," imbuh Adjib.

BACA JUGA:Diluncurkan Trans Sumatera Guide Book, Panduan Libur Seru Nataru di Jalan Tol Trans Sumatera

BACA JUGA:Libur Nataru Lancar di Jalan Tol Trans Sumatera, Empat Ruas Tol Fungsional Akan Dibuka

Adapun secara rinci untuk Tol Terpeka, pemeliharaan rigid dilakukan spot-spot di KM 183+525 hingga KM 184+905 Jalur A, KM 231+ 228-215+598 jalur B, KM 187+433 - KM 173+215 jalur B, KM 141+120 hingga KM 211+060, KM 247+830 - KM 272+718 Jalur A, KM 273+995 hingga KM 306+439 jalur A, serta KM 287+810 hingga KM 222+616 jalur B, dengan target penyelesaian pada awal Maret 2025.

Sementara untuk Tol Permai, pemeliharaan SFO dilakukan di KM 64+350 - KM 64+400 jalur A, KM 66+770 hingga KM 66+820 Jalur A, KM 69+380 hingga KM 69+430 Jalur A, serta KM 78+300 - KM 80+600 jalur A, yang ditargetkan rampung pada minggu ke-2 Maret 2025. 

Pemilihan kedua metode tersebut berdasarkan hasil inspeksi kondisi jalan dan analisis kebutuhan perbaikan dimana metode SFO dipilih karena lebih efektif dalam menangani perkerasan fleksibel yang mengalami alur, retak, dan lubang akibat beban lalu lintas tinggi, dengan proses pengupasan aspal lama, pengisian kembali material, dan pelapisan ulang untuk memastikan permukaan jalan lebih rata, tahan lama, serta meningkatkan kenyamanan berkendara. 

Sementara itu, rekonstruksi beton rigid diterapkan pada perkerasan yang mengalami retak atau deformasi signifikan, karena metode ini mampu mengembalikan kekuatan dan stabilitas jalan secara menyeluruh. 

BACA JUGA:Ditarget Rampung Tahun Depan, Hutama Karya Kerjakan 2 Junction di Jalan Tol Trans Sumatera

BACA JUGA:Tiga Rest Area Baru di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Siap Beroperasi, Ini Lokasinya

"Pemilihan kedua metode ini disesuaikan dengan karakteristik kerusakan jalan agar pemeliharaan lebih optimal, meminimalkan risiko perbaikan berulang, dan memastikan kondisi jalan tol tetap prima serta aman bagi pemudik selama Mudik Lebaran 2025," tutur Adjib.

Dalam rangka mempercepat pemeliharaan, Hutama Karya juga meningkatkan jumlah Tim Inspeksi Pothole yang bertugas untuk melakukan inspeksi secara berkala di seluruh ruas tol yang dikelola, dari yang sebelumnya total 2 tim menjadi 3 tim. 

Tim ini bertugas mengidentifikasi, melaporkan, dan segera menangani lubang atau kerusakan yang berpotensi membahayakan pengguna jalan. Dengan adanya peningkatan jumlah tim inspeksi, proses deteksi dan penanganan lubang dapat dilakukan lebih cepat, sehingga kondisi jalan tetap terjaga dalam kondisi optimal menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: