Pendidikan Mitigasi Bencana Alam Berbantuan AR Sebagai Sekolah Tanggap Bencana di SD Negeri 1 Sungai Pedada

Pendidikan Mitigasi Bencana Alam Berbantuan AR Sebagai Sekolah Tanggap Bencana di SD Negeri 1 Sungai Pedada

Universitas PGRI Palembang, telah melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2024 yang diterima oleh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pen--

Diharapkan, melalui program ini, SD N 1 Sungai Pedada dapat meminimalkan risiko bencana dan melindungi keselamatan komunitas sekolah serta masyarakat sekitarnya, sekaligus menciptakan budaya kesiapsiagaan yang berkelanjutan.

Kegiatan PKM Pendidikan dan pelatihan ini  dilakukan dengan melibatkan guru kelas di sekolah tersebut, guru olahraga, guru agama, guru tik, umum dan lain-lainnya, serta perwakilan siswa-siswi dari sekolah. Kegiatan di lakukan pada bulan September 2024.

BACA JUGA:Babak Pertama Sriwijaya FC Vs PSMS Medan Tertahan 0-0, Laskar Wong Kito Butuh Serangan

BACA JUGA:Alami Rem Blong, Truk Tronton Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Jalintim Palembang-Betung

Sebaran perwakilan guru yang mengikuti kegiatan terlihat pada Gambar 2 dimana 100% guru yang mengikuti pelatihan adalah guru SD. Kegiatan dilakukan secara luring yang dibuka oleh kepala sekolah SD negeri 1 sungai pedada ibu Mursiani, M.Pd. Kegiatan ini juga dijadikan kesempatan oleh guru-guru bertukar informasi sesama mereka terkait pelaksanaan proses pembelajaran, 

Guru-guru diperkenalkan dengan konsep dasar mitigasi bencana melalui materi yang disajikan secara visual dan interaktif menggunakan Augmented Reality (AR).

Penggunaan AR bertujuan untuk menarik minat guru dan membantu mereka memahami skenario bencana alam di sekitar mereka, terutama di wilayah pesisir Tulung Selapan. Hasilnya, siswa menunjukkan peningkatan dalam pemahaman tentang pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam. 

Pada tahap aplikasi, siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan yang mereka peroleh. Dengan bantuan media AR, siswa melakukan simulasi evakuasi dan penggunaan alat praktikum untuk mengukur intensitas cahaya, suhu udara, dan salinitas air.

BACA JUGA:Pemkab OKI dan PT OKI Pulp Teken MoU, SPAM Air Sugihan Siap Tingkatkan Kualitas Hidup Warga

BACA JUGA:4 Cara Cepet Reset Kata Sandi Hp Oppo yang Terkunci, Auto Login Tanpa Hapus Data File Penting

Selain itu, siswa juga dilibatkan dalam kegiatan konservasi lingkungan dengan menanam mangrove di sekitar sekolah untuk mengurangi dampak gelombang besar. Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam mengimplementasikan langkah mitigasi meningkat secara signifikan, dengan sekitar 80% siswa mampu melakukan langkah-langkah dasar mitigasi secara mandiri.

Setelah fase aplikasi, siswa melakukan refleksi bersama guru dan fasilitator. Siswa diajak untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari dan tantangan yang mereka hadapi selama simulasi. Refleksi ini dilakukan melalui sesi tanya jawab dan diskusi kelompok.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasakan manfaat langsung dari penggunaan AR dan simulasi, di mana mereka merasa lebih siap dalam menghadapi potensi bencana. Beberapa siswa juga mengidentifikasi kelemahan dalam proses evakuasi, seperti waktu reaksi yang masih lambat, yang menjadi catatan untuk perbaikan di masa depan.

Pada tahap akhir, siswa diajak untuk memikirkan bagaimana pengetahuan ini dapat diterapkan di luar sekolah dan dalam komunitas mereka. Beberapa siswa mulai merancang rencana untuk berbagi pengetahuan dengan keluarga dan tetangga mereka. Guru juga dilatih untuk melanjutkan program ini secara mandiri di masa depan, sehingga ada kesinambungan dalam pendidikan mitigasi bencana.

BACA JUGA:Lama Bungkam Kini Azizah Salsha Blak-blakan Sindir Rachel Vennya Soal Kehancuran?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: