Pemakaman Ismail Haniyeh di Qatar, Siap-siap Gelombang Aksi Palestina Lebih Besar pada 18 Agustus 2024

Pemakaman Ismail Haniyeh di Qatar, Siap-siap Gelombang Aksi Palestina Lebih Besar pada 18 Agustus 2024

Pemakaman Ismail Haniyeh di Qatar, Siap-siap Gelombang Aksi Palestina Lebih Besar pada 18 Agustus 2024--

Diketahui, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan yang terjadi di sebuah wisma tamu negara di Teheran pada Rabu, 31 Juli 2024.

 Saat itu, Haniyeh sedang berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut. 

BACA JUGA:Israel Dibikin Shock, China Satukan Pejuang Hamas dan Fatah di Beijing Tinggalkan Janji Damai Palsu Amerika

BACA JUGA:Begini Respon Netanyahu, dan Pimpinan Hamas Soal Jaksa ICC yang Mengajukan Perintah Penangkapan

Pejabat senior Hamas, Khalil Al-Hayya, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal dengan teknologi drone. 

Tidak lama setelah serangan, pemerintah Iran dan Hamas sama-sama menuding Israel sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.

Ya meskipun Israel belum mengakui atau membantah keterlibatannya.

Pembunuhan Haniyeh telah memicu reaksi internasional dan merupakan titik penting dalam konflik yang sudah lama berlangsung.

 Di Qatar, upacara pemakaman diselenggarakan dengan sangat resmi dan penuh dengan simbolis keagamaan serta politik. 

Selain para pejabat Hamas dan Qatar, upacara pemakaman ini juga dihadiri oleh delegasi internasional, termasuk tokoh-tokoh politik dari Indonesia seperti Jusuf Kalla (JK) Din Syamsuddin, dan Hamid Awaluddin.

BACA JUGA:Abu Ubaidah Hamas ke Abu Ubaidah Bin Jarrah, Mengenang Kisah Heroik Pahlawan Besar Pembebas Baitul Maqdis

BACA JUGA:Jackson Hinkle Sebut Video Hamas Buktikan Terowongan Dibawah Kaki Pasukan Zionis, Kenapa Tidak Dibom Saja!

JK, yang juga merupakan mantan Wakil Presiden Indonesia, menunaikan salat Jumat di Masjid Negara Qatar sebelum bergabung dalam salat jenazah. 

Dalam keterangannya, JK menekankan pentingnya peristiwa ini sebagai momentum untuk persatuan antara Fatah dan Hamas.

Kedua faksi yang bersatu akan menjadi  kekuatan Palestina di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: