Tampil dengan Tenun Cual di Fashion Show Ramadhan 1445 H, Dari Tradisi Bangka Belitung Menuju Panggung Dunia

JAKARTA, SUMEKS.CO - Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenkumham Babel berpartisipasi dalam Bazar Ramadan yang diselenggarakan di Graha Pengayoman Kemenkumham Jakarta pada tanggal 1-3 April 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Dharma Wanita Persatuan Kemenkumham dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Bazar Ramadhan di Graha Pengayoman Kemenkumham Jakarta diikuti oleh 92 stand, yang terdiri dari perwakilan dari Kantor Wilayah Kemenkumham dan UMKM.

Kegiatan tersebut mengambil tema "Jadikan Bulan Ramadhan sebagai Momentum Melatih Kesabaran Menggapai Ketaqwaan dan Mensyukuri Nikmatnya dengan Saling Berbagi".

BACA JUGA:Pemkab Muba dan BPKP Sumsel Bersinergi Wujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

BACA JUGA:Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Bina Darma Palembang Selenggarakan Lomba Pesantren Ramadan tahun 2024

Pada Bazar Ramadhan di Graha Pengayoman Kemenkumham Jakarta, perwakilan dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenkumham Babel turut hadir, Mastiana Muslim (Istri Kadiv Administrasi), Evi Kunrat (Istri Kadiv Pemasyarakatan) dan Mike Fajar (Istri Kadivyankumham) ketiganya memperkenalkan berbagai produk unggulan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Rangkaian Bazar Ramadhan diisi juga dengan kegiatan Fashion Show. Utusan dari Kanwil Babel adalah Mike Fajar yang tampil menggunakan pakaian dari Kain Cual yang merupakan tenun khas Bangka Belitung.

Motif kain cual yang dipakai dalam Bazar Ramadhan di Graha Pengayoman Kemenkumham Jakarta didominasi oleh motif flora dan fauna.

Hal ini mencerminkan kekayaan alam yang dimiliki Bangka Belitung.

BACA JUGA:Kemenkumham Sumsel Gelar Malam Ramah Tamah Penuh Haru, Ini Pesan Ilham Djaya

BACA JUGA:Beredar Video Detik-Detik Tol Bocimi Amblas, Padahal Belum Setahun Diresmikan Presiden Jokowi

Motif kain cual memiliki makna simbolik dan filosofi yang mendalam bagi pemakainya dan orang yang memandangnya.

Makna-makna tersebut tertanam dalam budaya dan tradisi masyarakat Bangka Belitung.

Sumber: