Sejarah Kambang Koci Palembang Kompleks Pemakaman Para Keturunan Nabi dan Kecelakaan Pesawat Silk Air

Sejarah Kambang Koci Palembang Kompleks Pemakaman Para Keturunan Nabi dan Kecelakaan Pesawat Silk Air

Komplek pemakaman Kambang Koci ini tidak jauh dari Kawah Tekurep komplek pemakaman raja masa Kesultanan Palembang Darussalam. Foto: dokumen/sumeks.co--

PALEMBANG,SUMEKS.CO - Selain Kawah Tekurep, destinasi wisata religi dalam kegiatan Haul dan Ziarah Kubro yang bakal diselenggarakan pada 1-3 Maret 2024 mendatang adalah komplek makam Kambang Koci.

Dari sejumlah penelusuran, Minggu 25 Februari 2024, areal pemakaman yang tergolong memiliki nilai historis sejarah Kota Palembang ini bakal dikunjungi ribuan jemaah muslim dari berbagai penjuru daerah.

Komplek pemakaman Kambang Koci ini tidak jauh dari Kawah Tekurep komplek pemakaman raja masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Kambang Koci terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Keluarahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang.

BACA JUGA:Tradisi Ziarah Kubro dan Eksistensi Habib, Ternyata Begini Sejarah Habib Berikut Tingkatannya

Penamaan Kambang Koci sendiri, konon berasal dari dua suku kata yakni "Kambang" yang artinya kolam serta Koci atau perahu yang mana penduduk setempat disebut dengan sekoci.

Hal itu, ditambah dengan cerita masyarakat sekitar bahwa dahulunya wilayah tersebut adalah tempat untuk mencuci perahu atau sekoci.

Sehingga, disebutlah wilayah tersebut dengan sebutan Kambang Koci seperti yang dikenal hingga saat ini.

Sama dengan Kawah Tekurep, Kambang Koci merupakan areal pemakaman para raja atau sultan serta garis keturunannya dari masa Kesultanan Palembang Darussalam.

BACA JUGA:CATAT! Berikut Rencana Jadwal Saku Kegiatan Haul dan Ziarah Kubro Kota Palembang Menjelang Ramadan 2024

Menurut sejarahnya juga, pemakaman Kambang Koci terdapat beberapa makam putra-putri dari Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo pendiri Kesultanan Palembang Darussalam.

Disebutkan juga, tanah tempat berdirinya beberapa makam Kambang Koci merupakan tanah wakaf dari Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo yang diserahkan pada tahun 1735.

Dengan tujuan, agar tanah tersebut saat itu dimanfaatkan khusus untuk dimakamkan anak cucu serta menantunya, atau dalam bahasa Palembang yakni "Ungkonan".

Selain makam para kerabat raja atau sultan dari Kesultanan Palembang Darussalam, turut dimakamkan beberapa Aulia atau keturunan Rasulullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: