Demam Berdarah Merebak, Dua Orang Warga Muratara Dilaporkan Meninggal Dunia

Demam Berdarah Merebak, Dua Orang Warga Muratara Dilaporkan Meninggal Dunia

Dari laporan di tingkat Puskesmas, dari 7 wilayah Kecamatan di Kabupaten Muratara, peningkatan kasus DBD yang paling menonjol di wilayah Kecamatan Rupit. Foto: dokumen/sumeks.co--

MURATARA, SUMEKS.CO - Peralihan musim 2023 kemarau ke musim penghujan, banyak didapati kasus Demam Berdarah Dengue alias DBD di wilayah Kabupaten MURATARA

Hingga Kamis 23 November 2023 sekitar pukul 14.23 WIB, Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara, mengkonfirmasi 107 kasus warga terjangkit DBD mulai Juli-November 2023.

Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Muratara, Tasman, saat dikonfirmasi membenarkan saat ini terjadi peningkatan kasus DBD di wilayah Kabupaten Muratara. 

Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti peningkatan intensitas curah hujan, bencana banjir, kelembapan suhu, prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan lain lain.

BACA JUGA:DBD di Palembang Kini Meningkat 583 Kasus, 8 Orang Meninggal

"Sekarang lagi terjadi peningkatan kasus DBD, kasus ini akan terus potensi meningkat karena sudah memasuki musim penghujan. Saat musim penghujan, suhu sangat lembab, dan imunitas tubuh juga sangat mempengaruhi," katanya.

Dari laporan di tingkat Puskesmas, dari 7 wilayah Kecamatan di Kabupaten Muratara, peningkatan kasus DBD yang paling menonjol di wilayah Kecamatan Rupit. 

"Wilayah paling dominasi saat ini di Kecamatan Rupit, persisnya di keluarahan Muara Rupit dan Desa Lawang Agung. Sampai saat ini jumlahnya 57 kasus dan hampir 50 persen dari jumlah kasus yang ada," bebernya.

Dari data yang terpantau Dinkes Muratara, kasus DBD di kabupaten Muratara, sudah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia, persisnya di wilayah Kecamatan Karang Jaya.

BACA JUGA:Mengenal Nyamuk Wolbachia? Benarkah Terbukti Bisa Cegah Penyakit DBD, Ini Penjelasannya

Tasman meminta masyarakat diminta tetap memperhatikan kondisi lingkungan, sehingga dapat mengantisipasi penyebaran DBD secara dini. Hampir setiap hari di wilayah Kabupaten Muratara, di guyur hujan.

Anomali cuaca ini menandakan sudah memasuki musim peralihan. Cuaca yang lembab, secara otomatis akan membawa dampak termasuk segi kesehatan.

Warga harus bisa menjaga kondisi lingkungan, diantaranya menggunakan bubuk abate dan melakukan fogging, serta trik Menguras, Mengubur dan Menimbun ‎(3M) tempat air tergenang. ‎

"Gunakan cara lama saja, sebarkan bubuk abate, sosialisasi 3M dan fogging. Jaga kebersihan lingkungan atau tidur menggunakan kelambu," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: