KISAH NYATA! Pengalaman Spiritual Zali ke Kampung Gaib SERAMPAS TINGGI, Diberi Kunyit Ternyata Bongkahan Emas

KISAH NYATA! Pengalaman Spiritual Zali ke Kampung Gaib SERAMPAS TINGGI, Diberi Kunyit Ternyata Bongkahan Emas

--

SUMEKS.CO – SERAMPAS adalah sebuah wilayah di Provinsi Jambi. Wilayah Kampung ini masuk ke kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Serampas terbagi 2 bagian, Serampas Bawah dan Serampas Tinggi. Serampas Bawah di huni orang-orang nyata seperti kita, sementara Serampas Tinggi (Silem)  dihuni oleh gaib.

Warga Serampas Bawah memiliki tradisi khusus. Yakni memuliakan dukun dan orang sakit. Nama Serampas juga diambil dari nama dukun pengobatan, yakni SE dan AMPU yang berarti dukun atau orang sakti yang memiliki kemampuan pengobatan.

Karena kemampuan penduduknya inilah Serampas dikenal sebagai negerinya para pendekar dan dukun mashyur.  Banyak yang menyebutkan Presiden Soekarno tahun 1960 pernah berobat dengan dukun Serampas.

Dukun sakti itu bernama Badu Lambun. Dia diundang ke Jakarta untuk mengobati Presiden Soekarno. Hebatnya tanpa melihat dan menyentuh Soekarno, dia bisa mengetahui bagian tubuh mana yang sakit. Setelah berbulan-bulan mengobati Bung Karno sakit Bung Karnopun hilang.

BACA JUGA:6 Weton Ini Bakal Menerima Pusaka Gaib Sakti di Bulan Suro

Bagaimana dengan Serampas Tinggi (Gaib/Silem)? Konon hanya orang-orang terpilih dan berjodohlah bisa memasuki kampung ini.

Salah satunya Zali warga Musi Banyuasin. Saat ini Zali keberadaan Zali tidak diketahui, namun sebelum menghilang Zali pernah menceritakan pengalamannya berkunjung ke Serampas Tinggi kepada anaknya.

Dia menceritakan kampung Serampas Gaib layaknya perkampungan biasa, namun letaknya persis dimana dia sendiri mengaku tidak tahu.

Perjalanan spritual gaibnya dimulai sekitar tahun 1980an. Saat itu dia mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang Kampung Serampas. Hanya berbekal informasi itulah Zali berangkat menuju daerah Jambi.  Dia mengaku samasekali buta informasi tentang Serampas.

Modalnya hanya keyakinan dan keinginan bersilaturahmi ke Serampas. Hingga ahirnya dia tiba di daerah Sungai Penuh, Kerinci Jambi.

BACA JUGA:Malam 1 Suro Portal Gaib Terbuka, Weton Ini Wajib Waspada, Bisa Jadi Tumbal Pesugihan

Dia kemalaman disebuah terminal. Karena tidak ada tempat menginap dia bermalam di terminal itu. Nah, diterminal inilah dia mendapat informasi jika Serampas nama sebuah daerah di kawasan Merangin. Oleh petugas terminal inilah, keesokan harinya dia diantar naik bus ke Merangin.

Singkat cerita sampailah dia di Serampas bawah. Disini dia bertemu warga Serampas dan dilayani dengan baik. Dia diperlakukan layaknya tamu kehormatan. Zali mengaku tidak ada istilah kepala suku dan lainnya. Dia bermalam di rumah salah seorang warga Serampas bernama Bani.

Lebih kurang 3 hari Zali tinggal di perkampungan ini. Hingga ahirnya Bani sang pemilik rumah tempatnya tinggal menanyakan maksud dan tujuan Zali berkunjung ke Serampas. Zali menceritakan keinginanya untuk berkunjung ke Serampas Tinggi. Pemilik rumah menanyakan lagi keperluan apa Zali mau ke Serampas Tinggi.

Awalnya Zali menyebut ingin meminta ilmu kanuragan supaya tubuhnya kebal dari semua jenis senjata. Dia juga berniat memiliki kesaktian dalam ilmu pengobatan. Gunanya, ya itu untuk membantu orang-orang sakit di daerah asalnya.

Bani mengatakan untuk keinginanya itu tidak perlu ke Serampas Tinggi. Di Serampas bawahpun Zali bisa mendapatkannya. “Waktu itu pak Bani mengatakan bisa memberikan ilmu kebal dan ilmu pengobatan yang saya minta. Tapi perlu proses belajar,” ujarnya.

BACA JUGA:Kena Prank Sejagat, Pemilik Al Quran Raksasa di Sidoarjo Akui Bukan Didapat Secara Gaib Melainkan COD

Namun niat sudah terpasang pantang kembali sebelum sampai. Zali tetap berkeinginan ke Serampas Tinggi. Bani mengatakan perjalanan ke sana sangat sulit dan jauh. Tidak semua orang berhasil, bahkan banyak yang ingin kesana sampai saat ini tidak tau rimbanya.

Berkali Bani mengingatkan Zali agar mengurungkan niatnya. Karena perjalanan kesana sukar bahkan nyawa taruhannya.

Namun, Zali bersikukuh. Ahirnya Banipun tak bisa menghalangi. Dia meminta Zali berpikir 3 hari lagi, jika masih berkeinginan ke Serampas Tinggi dia menyilahkan.

Setelah 3 hari berpikir Zali menyatakan tetap melanjutkan perjalanannya. Ahirnya Bani mengantar Zali ke sebuah hutan. Pagi-pagi sekali mereka berboncengan naik sepeda motor. Setelah berjalan cukup lama, Bani meminta Zali melanjutkan perjalannya sendiri.

Dia hanya menyebut telusurilah jalan hatimu, jika ada jodoh kamu akan sampai ke Serampas Tinggi. “Jika niatmu tidak baik maka kamu akan bertemu dengan kejahatan tapi jika kamu tulus akan ada kebaikan,” ujar Zali meniru ucapan Bani.

BACA JUGA:Bikin Merinding, Ahli Spiritual Sebut Ibu Ida Dayak Dirasuki Sosok Gaib Saat Saat Lakukan Pengobatan

Setelah itu Bani pergi, tinggalah Zali sendiri di hutan yang dia sendiri samasekali tidak tahu. Karena tekad sudah bulat dia berjalan semakin masuk ke dalam hutan. banyak hal dan godaan yang ditemui selama di hutan. Dia mengaku terpaksa tidur diatas pohon pada malam hari. Ini untuk  menghindari serangan binatang buas.

Dia hanya makan dedauanan dan umbi-umbian yang ditemui di hutan. Dia tak ingat lagi berapa lama perjalanannya itu. Dia terkadang tidur di gelap malam dan dalam kondisi basah kuyup karena hujan. “Sempat juga terpikir untuk pulang. Tapi mau pulang kemana, hutannya tak ada ujung semakin berjalan semakin gelap dan sunyi,” ujarnya.

Bermacam binatang buas ditemuinya. Beruntung dia bisa selamat dan menghindar. Pun pada malam hari bermacam suara menyeramkan. Ada kikikan seperti orang tertawa ada suara bayi menangis dan lain sebagainya. Tapi dia tak bisa lagi mundur.

Hanya ada kata maju, karena dia tak tahu lagi jalan pulang. Pendek cerita beragam temuan aneh dan gaib dia temui. Diapun benar-benar menderita dalam perjalanan itu. Belum lagi nyamuk dan hewan-hewan lainnya menjadi teror menakutkan.

Ketika bertemu sungai dia baru mandi, mandipun sekedar membasahi tubuh. Tak ada sabun tak ada shampoo, benar-benar mandi air. Ahirnya dia bertemu sungai yang sangat jernih. Karena kondisi airnya sangat jernih dan segar, Zali memutuskan mandi.

BACA JUGA:Sering Muncul, Buaya Bikin Resah Warga Sungaibengkal

Nah, saat mandi itulah tiba-tiba dia melihat sebuah perkampungan di seberang sungai. Sempat dia merasa aneh karena awal mandi Zali samasekali tidak melihat ada perkampungan.. “Girang, senang dan Bahagia. Saya merasa seperti hidup Kembali,” ujarnya.

Setelah mandi, Zali bermaksud ke kampung tersebut. Untuk sampai ke kampung itu ada sebuah jembatan gantung yang cukup Panjang. Zali meniti jembatan gantung kecil tersebut. Setelah Berjalan cukup lama Zalipun tiba.

Kedatangannya tak dihiraukan, warga tetap beraktifitas seperti biasa. Warga disini berjalan menunduk dan selalu membawa arit yang diselipkan ke pinggang. Bagian tajam arit keluar baju bagian belakang.  Zali Kemudian menanyakan rumah kepala kampung kepada seorang laki-laki yang kebetulan melintas. Laki-laki itu tersenyum  ramah dan langsung mengantar Zali ke rumah kepala desa.

Di rumah kepala kampung Zali disambut ramah. Dia disuguhkan kopi dan air putih. “Makanlah, kamu pasti haus karena perjalananmu sangat jauh,” ujar kepala kampung.

Singkatnya Zalipun bermalam dan tinggal di rumah kepala kampung yang sampai saat ini Zali tidak ingat siapa namanya. “Aneh saya betul-betul lupa siapa nama kepala kampung itu,” ungkap Zali

BACA JUGA:6 Weton Ini Bakal Menerima Pusaka Gaib Sakti di Bulan Suro

Cukup lama Zali tinggal di kampung ini, betul-betul tidak ada keanehan. Kehidupannya seperti kehidupan masyarakat umumnya. Ada yang bertani ada yang berburu, berkebun dan lainnya. Sedikit berbeda pakaian mereka. Semua pakaian mereka sama, hitam kekuningan.

Hingga suatu malam, setelah mereka makan, Zali duduk di teras rumah Bersama kepala kampung. Kepala kampung itu mengatakan apakah Zali masih mau pulang atau mau menetap di perkampungan mereka. “Waktu kepala kampung bertanya, entah mengapa tiba-tiba saya teringat anak di rumah,” ujar Zali

Zali mengatakan mau pulang kerumah rindu anak dan istri. Tapi dia tidak tahu lagi arah jalan pulang.  Dia menceritakan sebetulnya perjalannya menyusuri hutan mau ke Kampung Serampas Tinggi. Namun, sepertinya dia tak berjodoh. ‘Oh iya kampung ini namanya kampung apa,” tanya Zali.

Kepala kampung menjawab. “Inilah serampas tinggi”. “Entah tiba-tiba saya merasa takut,” ujar Zali

Kepala Kampung menegaskan untuk tidak takut. Dia mengatakan apa tujuan Zali ingin belajar ilmu pengobatan. Zali menyebut terpanggil niat suci untuk membantu warga yang sakit. Selain itu warga desanya banyak yang meninggal karena di patuk ular. Dia tidak menjawab pertanyaan Zali, dia hanya mengajak Zali beristirahat karena sudah malam.

BACA JUGA:Pemegang Tongkat Komando Bung Karno Diyakini Kebal Pelor, Pusaka Sakti itu Dipegang Puan Maharani

Namun yang membuat Zali heran kampung itu seperti tidak pernah tidur, hamper 24 jam ada warga yang berlalulalang. “Karena kepala kampung meminta istirahat ya saya terpaksa tidur,” ujarnya

Keesokan harinya pagi-pagi kepala kampung sudah bangun dan mengajak Zali makan pagi. Setelah makan kepala kampung memberikan bungkusan daun kepada Zali, dia meminta Zali membukanya setelah sampai di rumah. “Setelah ini pulanglah ke kampungmu, kleuargamu sudah cemas mencari,” ujar kepala kampung.

Zali mengaku takt ahu jalan pulang, sambal tersenyum kepala kampung berkata nanti akan ada yang mengantarmu pulang. Saat itu juga Zali diminta pulang. Diperjalanan menuju jembatan gantung akses keluar masuk kampung itu, Zali melihat beberapa perempuan sedang membersihkan kunyit. Kepala kampung berkata apakah ZaIi mau membawa kunyit untuk oleh-oleh, Zali terdiam.

Dalam hati dia berujar untuk apa di desanya kunyit banyak. Namun, karena tidak ingin menolak tawaran kepala kampung dia mematahkan sedikit ujung kunyit untuk di bawah pulang. Kunyit itu dimasukkan dalam saku celananya.

Setelah meliwati jembatan gantung kepala suku berkata hanya bisa mengantar sampai disitu, Zali diminta berjalan lurus dak tidak menoleh ke belakang. Zalipun melangkahkan kakinya keluar kampung, aneh bin ajaib tak sampai 1 jam berjalan Zali sudah sampai di pinggir jalan aspal. Saat itu dia melihat ada warga melintas.

BACA JUGA:Sejarah Terbentuknya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, yang Selalu Eksis Pada Peringatan Kemerdekaan RI

Zali menanyakan daerah mana, dia bilang di Jambi. “Setalah itu saya mencari bus dan pulang ke desa kami,” ujarnya.

Keluarga Zali terkejut saat melihat Zali pulang dalam keadaan sehat. Sesuai permintaan kepala kampung Zali tidak menceritakan pengalamannya. Dia hanya mengaku merantau ke Jambi. Sejurus dia teringat bungkusan pemberian kepala kampung.

“Ketika di buka ternyata sebuah batu. Nah batu ini kalua ditempel di luka akibat gigitan binatang berbisa dia akan menghisap bisanya sampai habis dari dalam tubuh. Kalau di celupkan air dan diberi minum kepada orang yang sakit maka sakitnya akan sembuh. “Selain itu kalau Zali sedang mengobati orang dia seperti mendapat bisikan kepala kampung perihal penyakit dan obat apa yang harus diberikan,” ujarnya.“Tapi apakah batu ini juga bisa membuat kebal saya tidak tau. Saya tidak berani mencobanya,” kata Zali.

BACA JUGA:Keris Pusaka Milik Presiden Jokowi, Benda Keramat Pembawa Mandat, Punya Kekuatan Magis?

 

Keesokan harinya istri Zali berteriak kegirangan. Saat mencuci celana Zali dia menemukan bongkahan emas di kantong suaminya. “Saya langsung teringat, ternyata kunyit yang saya bawa itu adalah emas. Kalau tau emas sudah saya ambil semua,”ujar Zali.

Menurut kerabatnya lebih kurang 5 tahun Zali menjalani profesi orang pintar. Selanjutnya Zali tiba-tiba menghilang dan tidak ada kabar sampai sekrang. “Kami tidka tahu apakah Zali masih hidup atau Kembali ke kampung Serampas Tinggi,” ujarnya

Demikian cerita pengalaman Zali berkunjung ke Serampas Tinggi. Gaya cerita pada konten ini dibuat seolah penulis bercerita langsung kepada Zali. Sebetulnya cerita ini didapat dari anak Zali yang meminta identitasnya dirahasiakan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: