Penindakan Preventif di Perbatasan Desa Paldas-Muba, Kapolres Banyuasin: Sesuai Arahan Kapolda Sumsel

Penindakan Preventif di Perbatasan Desa Paldas-Muba, Kapolres Banyuasin: Sesuai Arahan Kapolda Sumsel

Pemindahan mobil double kabin Mitsubishi Triton pada Minggu 3 September 2023 yang dibakar warga. Foto: Akda/sumeks.co--

BACA JUGA:Ledakan Tambang Batu Bara di Sawahlunto, Perusahaan Siap Bertanggung Jawab

"Tidak ada korban jiwa, hanya seorang sopir dump truk luka ringan," bebernya.

Kemudian sopir yang terluka ini merupakan warga Tanjung Agung Barat Kabupaten Muba.

Kapolres mengimbau kepada warga agar tidak ada aksi balasan. 

Selanjutnya pihaknya bersama Pemkab Banyuasin akan memfasilitasi mediasi antara masyarakat dan perusahaan terkait aspirasi masyarakat, supaya kejadian tak lagi terulang. 

BACA JUGA:Polda Sumsel Amankan 30 Ton Batu Bara Ilegal yang Akan Dikirim ke Cirebon dari 'Kandang Ayam' Muara Enim

"Kita juga minta kepada pihak PT BCM (BASIN COAL MINING) untuk menghentikan terlebih dahulu seluruh aktivitasnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pengrusakan hingga pembakaran kendaraan terjadi di perbatasan Desa Paldas, Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin dengan Tanjung Agung Barat, Musi Banyuasin (Muba), terjadi pada Jumat 1 Sepetember 2023 sekitar pukul 16.00 WIB. 

Sebelumnya sempat terjadi ricuh karena adanya penolakan warga Desa Paldas terhadap pembuatan akses jalan menuju perusahaan batu bara beberapa waktu lalu diabaikan oleh pihak perusahaan.

Sehingga warga desa Paldas menjadi tersulut emosi, melihat pihak perusahaan acuh dan masih terus melaksanakan pembangunan jalan untuk operasional batu bara.

BACA JUGA:Armada Angkutan Batu Bara di PALI Disoal, Akan Gelar Demo di Palembang

Karena menurut warga, operasional perusahaan tambang batu bara diduga belum memiliki perizinan lengkap dan juga membuat ekosistem lingkungan menjadi rusak, seperti sawah menjadi gagal panen dan lainnya. "Aksi itu sendiri spontan," kata Daya warga sekitar. 

Karena warga meminta aktivitas batubara itu stop sementara, karena perizinan seperti amdal dan lainnya sebagainya belum lengkap. "Kemudian merusak ekosistem," jelasnya. 

Tapi dari pihak perusahaan tetap ngeyel, dan tetap melaksanakan pembuatan jalan untuk operasional tambang batu bara itu. 

Namun, untuk sementara waktu ini situasi sudah kondusif, dan itu menyebabkan adanya kericuhan diduga ada oknum. "Warga dari Paldas sendiri ada yang luka," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: