Menakar Sensitivitas Kaum Hedonis Baru
Sukirman--
BACA JUGA:Nggak Pake Lama! Cuma Main 11 Menit Game Penghasil Saldo DANA Gratis, Bisa Langsung Tarik Rp 100.000
Oleh para pelaku bisnis karakter orang hedon baru ini minimal difasilitasi dengan tempat untuk foto-foto sehingga minimal instagrambel.
Bahkan banyak yang berburu hiling dengan melancong ke luar negeri hanya untuk update status medsos yang menunjukkan bahwa “saya ini lagi di luar negeri”.
Yang tidak punya uang, cukup makan bakso - berfoto, dan di-upload ke medsos dengan caption yang mengundang selera.
Tipuan medsos luar biasa, orang bodoh bisa seperti filsuf atau professor, orang yang keras bisa seperti orang lembut, sehingga dalam tatanan lain misalnya ranah politik medsos kerap dijadikan sarana untuk mencitrakan diri sesuai dengan peran yang dilakoni, dan disebutlah pencitraan.
BACA JUGA: 10 Rekomendasi Aplikasi Chatting Terbaik yang Membuat Komunikasi Makin Seru
Tapi ini juga tidak salah Ibu tiri medsos adalah media televisi yang juga kerap menampailkan hedonisme itu melalui programnya yang mengeksploitasi aroma kemewahan.
Dalam Teori penyiaran memang salah satu yang digandrungi penonton apalagi di negara berkembang adalah Kemewahan hidup, gossip, klenik dan horror.
Program ini dijamin mendatangkan iklan yang melimpah untuk memghidupi industri lembaga penyiaran.
Dalam penyiaran itu sendiri itu berlaku hukum imitasi. apa yang disiarkan atau di upload akan mempengaruhi pemirsa atau subscribernya.
BACA JUGA:Pasar Tradisional di Kota Palembang akan Direvitalisasi, Pembangunan Mulai September 2023
Lambat atau cepat inilah hasilnya yaitu timbulnya peniruan prilaku, peneriuan keinginan atau penduplikatan prilaku yang ditonton di tv dan media baru lainnya.
Salah satu penduplikatan adalah keinginan ingin tampil gaya, tampil mewah, tampil harmonis, tampil bahagia, tampil cerdas, tampil sukses dengan memanfaatkan pangung sosial yang bebas hambatan bernama media social. Sehingga lahir pula terminology baru Bernama Pansos (panjat social).
Anomali Kehidupan
Jika kita renungi dari level berpikir yang paling rendah hingga level yang paling tinggi, hidup ini penuh dengan anomali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: